Liputan6.com, Canberra - Hujan deras yang melanda Queensland utara, Australia, sejak 2 Februari 2025 menyebabkan banjir besar yang memaksa ribuan warga mengungsi ke tempat lebih tinggi.
Seorang wanita dilaporkan tewas setelah perahu penyelamat yang ditumpanginya terbalik akibat menabrak pohon di tengah derasnya arus banjir.
Baca Juga
Otoritas setempat menyatakan bahwa banjir besar tengah berlangsung di Hinchinbrook Shire, kawasan dengan populasi sekitar 11.000 orang yang terletak sekitar 500 km di utara Brisbane, ibu kota negara bagian Queensland. Kota kecil Giru, dekat dengan Townsville, juga terdampak parah.
Advertisement
Dikutip laman Straits Times, Minggu (2/2/2025), Biro Meteorologi Australia melaporkan bahwa beberapa wilayah di Queensland utara mengalami lebih dari 600 mm hujan hanya dalam 24 jam terakhir. Diperkirakan hujan deras masih akan terus berlanjut dalam beberapa hari mendatang.
Otoritas manajemen darurat setempat telah mengeluarkan peringatan kepada warga yang berada di daerah rendah untuk segera mengumpulkan perlengkapan evakuasi dan mencari tempat lebih tinggi guna menghindari ancaman keselamatan jiwa dan harta benda.
"Masih ada kemungkinan curah hujan mencapai rekor tertinggi. Kami mengimbau warga untuk mengambil langkah pencegahan, mempersiapkan diri menghadapi kondisi terburuk, dan mengikuti instruksi otoritas," ujar Perdana Menteri Queensland, David Crisafulli, dalam pernyataan yang disiarkan di televisi.
Kecelakaan Maut di Tengah Upaya Penyelamatan
Insiden tragis terjadi di kota Ingham, di mana seorang wanita tewas ketika perahu milik State Emergency Services (SES) yang berisi enam orang terbalik setelah menabrak pohon di perairan banjir. Lima orang berhasil diselamatkan, sementara korban tewas adalah warga sipil yang sedang dievakuasi.
Menurut laporan, kepolisian masih menyelidiki insiden tersebut untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan.
Badai yang terus berlanjut juga menyebabkan Bandara Townsville ditutup karena kondisi cuaca ekstrem. Selain itu, sebagian besar warga di enam wilayah rawan banjir telah mengungsi, sesuai permintaan dari Townsville Local Disaster Management Group.
Andrew Robinson, ketua kelompok manajemen bencana lokal, memperingatkan bahwa warga yang memilih tetap tinggal berisiko kehilangan pasokan listrik selama beberapa hari ke depan, dengan akses keluar-masuk wilayah yang sepenuhnya terputus.
Advertisement
Dampak Banjir
Wilayah Queensland utara yang terdampak banjir merupakan destinasi wisata populer dekat Great Barrier Reef serta area utama produksi tebu dan pertambangan di Australia. Banjir ini berpotensi mengganggu ekspor tebu dan proses pertambangan seng, perak, timah, tembaga, serta bijih besi.
Selain manusia, satwa liar juga terdampak oleh banjir besar ini. Seorang jurnalis dari ABC membagikan foto wallaby batu—kerabat kecil kanguru—yang berlindung di atap rumah di selatan Townsville. Hewan-hewan tersebut diketahui sering melompat ke pilar pagar dan atap rumah untuk menghindari banjir.
Banjir besar ini dipicu oleh sistem tekanan rendah yang membawa kelembapan tropis tinggi, menurut Biro Meteorologi Australia.
Dalam pernyataan di situs resminya, mereka memperingatkan bahwa kemungkinan hujan lebat dan angin kencang masih akan berlangsung hingga awal pekan depan, tergantung pada kekuatan dan posisi sistem tekanan rendah ini.
"Kami melihat pola cuaca serupa pada tahun-tahun sebelumnya, termasuk banjir besar di Australia timur yang disebut sebagai ‘sekali dalam seabad’ di Northern Territory pada Januari 2023 akibat fenomena La Niña,” kata pihak biro cuaca.
Sebagai langkah tanggap darurat, pemerintah federal dan negara bagian telah mengaktifkan bantuan tunai bagi warga terdampak untuk memperbaiki rumah dan memulihkan layanan penting setelah banjir mulai surut.