Liputan6.com, Tel Aviv - Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich yang berhaluan kanan mengatakan bahwa Hamas seharusnya diancam dengan pencaplokan bertahap atas Jalur Gaza jika ada sandera Israel yang terluka.
"Cara untuk melindungi sandera adalah dengan memberi tahu Hamas bahwa untuk setiap satu orang yang diculik ... jika terjadi sesuatu pada mereka, kita akan menerapkan kedaulatan atas lima persen dari Jalur Gaza pada hari itu," kata Smotrich dalam pidatonya di Institut Kebijakan dan Strategi Haredi pada Senin (10/2/2025), seperti dikutip dari Middle East Eye.
Advertisement
Baca Juga
"Setiap sandera lainnya, lima persen lagi; setiap sandera lainnya, lima persen lagi; kami siap untuk itu."
Advertisement
Smotrich memberi isyarat bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendukung gagasan tersebut. Dia menambahkan aliran bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong Palestina tersebut juga harus dihentikan.
"Presiden Trump mengatakan malam ini bahwa Israel dapat dan harus mengeluarkan ultimatum yang tegas: jika semua sandera tidak dikembalikan pada Sabtu, tanpa kecuali, pintu neraka akan dibuka," ujarnya.
"Ultimatum harus dikeluarkan dan pintu neraka dibuka untuk mereka — hentikan pasokan air, listrik, dan bantuan kemanusiaan. Kami dapat dukungan penuh."
Gencatan Senjata yang Rapuh
Pada Senin, Trump mengatakan bahwa "semua akan hancur" jika Hamas tidak melepaskan semua sandera Israel pada Sabtu (15/2) tengah hari. Permintaan ini melampaui kesepakatan gencatan senjata Jalur Gaza yang berlaku sejak 19 Januari.
Pernyataan Trump muncul setelah Hamas mengatakan mereka akan menunda pembebasan sandera karena pelanggaran Israel terhadap gencatan senjata, termasuk penundaan dalam memungkinkan warga Palestina kembali ke Gaza Utara, pengeboman berulang yang menyebabkan beberapa kematian, dan pemblokiran bantuan kemanusiaan.
Diduga didorong oleh kata-kata Trump, Smotrich bersikeras mengembalikan perang dan merebut Jalur Gaza jika kesepakatan gencatan senjata runtuh.
"Tidak ada yang lebih menyakitkan bagi musuh kami selain tanah," kata dia.
"Mereka hanya mengerti kekerasan. Mereka tidak peduli dengan puluhan ribu korban dan bangunan yang hancur - itulah yang perlu dilakukan."
Smotrich menambahkan, "Berikan ultimatum, hentikan sepenuhnya bantuan kemanusiaan, listrik, dan air. Kumpulkan semua penduduk Gaza ke satu wilayah, pertahankan kontrol minimal, dan ubah nasib mereka ke arah yang berbeda."
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah membebaskan setidaknya 16 sandera Israel dan lima sandera asal Thailand, sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina.
Namun, beberapa hari terakhir, Trump menyiram minyak ke api dengan berulang kali mengungkapkan gagasan untuk mengambil alih Jalur Gaza dan mengusir populasi Palestina ke Mesir dan Yordania, tanpa memungkinkan mereka kembali.
Rencana ini disambut dengan pujian dari sebagian besar tokoh terkemuka di Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)