260 Warga Negara Asing Diselamatkan dari Pusat Penipuan Online Myanmar

Apakah dari ratusan orang tersebut terdapat warga negara Indonesia? Berikut selengkapnya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 15 Feb 2025, 07:01 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2025, 07:01 WIB
Ilustrasi Myanmar, Thailand, dan Kamboja.
Ilustrasi Myanmar, Thailand, dan Kamboja. (Dok. Tangkapan layar dari Google Maps)... Selengkapnya

Liputan6.com, Bangkok - Tentara Thailand mengumumkan pada Kamis (13/2/2025), mereka sedang mengoordinasikan upaya untuk memulangkan sekitar 260 orang yang diyakini menjadi korban perdagangan manusia. Para korban tersebut telah diselamatkan dan dipindahkan dari Myanmar ke Thailand dalam upaya terbaru menangani pusat-pusat penipuan yang beroperasi di Asia Tenggara.

Myanmar, Kamboja, dan Laos, yang berbatasan dengan Thailand, dikenal sebagai tempat perlindungan bagi sindikat kriminal. Sindikat-sindikat ini diduga telah memaksa ratusan ribu orang dari Asia Tenggara dan negara lain untuk terlibat dalam penipuan online, seperti skema romansa palsu, investasi bodong, dan perjudian ilegal.

Penipuan-penipuan semacam ini telah menguras puluhan miliar dolar dari korban di seluruh dunia, menurut para ahli PBB, sementara orang-orang yang direkrut untuk menjalankannya sering kali tertipu untuk mengambil pekerjaan tersebut dengan janji palsu dan terjebak dalam perbudakan virtual.

Tindakan untuk menanggulangi pusat penipuan di Myanmar dimulai pada akhir 2023 setelah China menyatakan kekhawatiran atas kasino ilegal dan penipuan di Negara Bagian Shan yang berbatasan dengan China. Kelompok gerilyawan etnis yang memiliki hubungan dekat dengan China menutup banyak operasi dan sekitar 45.000 warga negara China yang diduga terlibat dipulangkan.

Tentara Thailand, seperti dikutip dari AP, Sabtu (15/2), mengatakan bahwa orang-orang yang diselamatkan dalam operasi terbaru ini berasal dari 20 negara — dengan jumlah signifikan dari Ethiopia, Kenya, Filipina, Malaysia, Pakistan, dan China. Ada juga warga negara Indonesia, Nepal, Taiwan, Uganda, Laos, Brasil, Burundi, Tanzania, Bangladesh, Kamboja, Sri Lanka, Nigeria, Ghana, dan India. Mereka dikirim melintasi perbatasan dari Distrik Myawaddy di Myanmar ke Provinsi Tak di Thailand pada Rabu (12/2).

Laporan media Thailand menyebutkan bahwa milisi etnis Myanmar yang menguasai daerah tempat mereka ditahan, yaitu Tentara Karen Demokratik Benevolent, bertanggung jawab membebaskan para pekerja tersebut dan membawa mereka ke perbatasan. Pemerintah militer Myanmar memiliki sedikit kendali atas daerah-daerah perbatasan tempat etnis minoritas mendominasi.

Beberapa milisi etnis diyakini terlibat dalam kegiatan kriminal, termasuk perdagangan narkoba dan melindungi pusat panggilan operasi penipuan.

Pernyataan tentara Thailand menyebutkan pula bahwa orang-orang yang diselamatkan akan menjalani interogasi dan jika mereka dipastikan sebagai korban perdagangan manusia, mereka akan memasuki proses perlindungan sambil menunggu dipulangkan ke negara asal mereka.

Wakil Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai, yang juga menteri pertahanan, menuturkan pada Rabu bahwa mungkin masih banyak pekerja penipuan yang menunggu untuk dipulangkan dari Myanmar melalui Thailand, namun Thailand hanya akan menerima mereka yang sudah siap untuk dibawa pulang oleh negara asal mereka.

"Saya sudah menjelaskan bahwa Thailand tidak akan mendirikan lagi tempat penampungan," katanya kepada wartawan saat berkunjung ke Provinsi Sa Kaeo, yang berbatasan dengan Kamboja.

Thailand memiliki sembilan kamp pengungsi di sepanjang perbatasan yang menampung lebih dari 100.000 orang, sebagian besar dari etnis Karen Myanmar.

Phumtham menambahkan bahwa Thailand juga perlu melakukan interogasi terhadap mereka sebelum mengirim mereka kembali. Pertama untuk memastikan bahwa mereka adalah korban perdagangan manusia dan kemudian untuk mendapatkan informasi yang akan membantu polisi menyelidiki masalah perdagangan manusia dan penipuan.

Upaya Thailand

Paetongtarn Shinawatra
Paetongtarn Shinawatra menjadi perdana menteri Thailand ke-31. Dia menjadi perdana menteri Thailand termuda dalam sejarah dan perempuan kedua yang menduduki jabatan tersebut. (Dok. AP Photo/Sakchai Lalit)... Selengkapnya

Pada kunjungannya ke China awal Februari lalu, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra berjanji dengan Presiden China Xi Jinping untuk menanggulangi jaringan penipuan yang meresahkan Asia Tenggara.

Sebelum kunjungan Paetongtarn ke China, pemerintah Thailand memutuskan untuk menghentikan pasokan listrik, internet, dan gas ke beberapa daerah di Myanmar yang berbatasan dengan Thailand utara, akibat masalah keamanan nasional dan dampak dari operasi penipuan. Pemerintah Thailand juga mempertimbangkan untuk memperluas langkah ini ke daerah yang berbatasan dengan Kamboja.

Banyak cerita dramatis muncul tentang orang-orang China yang dijebak bekerja di Bangkok, hanya untuk diperdagangkan ke dalam kompleks penipuan di Myanmar. Salah satu yang paling terkenal adalah kasus aktor China Wang Xing, yang berhasil diselamatkan setelah kisahnya viral di media sosial.

Dalam rangka menegaskan keprihatinannya, Wakil Menteri Keamanan Publik China Liu Zhongyi melakukan kunjungan resmi ke Thailand bulan lalu untuk memeriksa area perbatasan yang dekat dengan pusat penipuan di Myanmar.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya