Kirim Tank ke Tepi Barat, Israel Akan Tingkatkan Operasi Militer Selama Setahun

Operasi militer Israel yang berlanjut di wilayah Palestina akan membuat 40.000 pengungsi tidak dapat kembali ke rumah mereka.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 24 Feb 2025, 09:43 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2025, 09:43 WIB
Israel Katz
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz. (Dok. AP/Dan Balilty)... Selengkapnya

Liputan6.com, Tel Aviv - Israel mengirimkan tank ke Kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki, menandai penempatan pertama kalinya di daerah tersebut dalam lebih dari dua dekade atau tepatnya sejak Intifada II pada tahun 2002.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan pada Minggu (23/2/2024) bahwa operasi terbaru di Tepi Barat sedang diperluas dan pasukan akan tetap berada di daerah-daerah kota besar "selama setahun ke depan". Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Senin (24/2).

Operasi militer terbaru Israel di Tepi Barat, yang dimulai dua hari setelah gencatan senjata di Gaza pada 19 Januari, telah menewaskan lebih dari 50 orang dan merusak jalanan serta infrastruktur di kamp pengungsi di wilayah tersebut, yang awalnya didirikan untuk menampung warga Palestina yang terpaksa mengungsi setelah pembentukan Israel pada tahun 1948.

Saat ini, kamp-kamp pengungsi tersebut terlihat seperti kawasan kumuh perkotaan.

Ketegangan di Tepi Barat semakin meningkat sejak Kamis (20/2) malam setelah serangkaian ledakan bus di dekat Tel Aviv yang diduga meledak lebih awal dari yang direncanakan, tanpa menimbulkan korban jiwa. Dalam unggahan di Telegram, sayap militer Hamas, Brigade Izz ad-Din al-Qassam, memuji serangan tersebut, meskipun tidak secara langsung mengklaim bertanggung jawab.

Serangan yang semakin intens di Tepi Barat terjadi seiring dengan gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Hamas melepaskan enam sandera Israel di Jalur Gaza pada Sabtu (22/2), pembebasan terbaru sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata fase pertama. Namun, Israel menangguhkan pembebasan lebih dari 600 tahanan Palestina sebagai imbalannya.

Seorang pejabat senior Hamas Mahmoud Mardawi menegaskan, "Tidak akan ada dialog dengan Israel melalui mediator pada tahap apa pun sebelum pembebasan tahanan Palestina. Para mediator harus memaksa Israel untuk melaksanakan kesepakatan ini."

Pembicaraan yang tertunda mengenai fase kedua kesepakatan gencatan senjata Hamas-Israel, yang seharusnya melibatkan penarikan total Israel dari Jalur Gaza, dijadwalkan dimulai minggu ini. Namun, hingga saat ini belum ada tanggal yang diumumkan.

Pada Minggu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel siap kembali berperang di Jalur Gaza "pada saat yang tepat" dan berjanji untuk menyelesaikan tujuan perang "baik melalui negosiasi maupun dengan cara lainnya".

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya