Liputan6.com, Tel Aviv - Pemerintah Israel mengatakan bahwa pihaknya telah memblokir masuknya semua bantuan kemanusiaan ke Gaza karena fase pertama gencatan senjata dengan Hamas telah berakhir.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, Hamas sejauh ini menolak untuk menerima perpanjangan gencatan senjata.
Baca Juga
Seorang juru bicara Hamas menyebut tindakan itu sebagai aksi pemerasan dan kudeta terhadap perjanjian gencatan senjata dan mendesak para mediator agar Israel melanjutkan pasokan bantuan, dikutip dari laman BBC, Minggu (2/3/2025).
Advertisement
Kelompok Palestina menginginkan fase kedua dari kesepakatan itu berjalan sesuai dengan yang dinegosiasikan semula, dengan pembebasan sandera dan tahanan Palestina serta penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Pada Jumat (28/2) malam, Hamas mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menyetujui perpanjangan fase pertama tanpa jaminan dari para mediator AS, Qatar, dan Mesir bahwa fase kedua pada akhirnya akan terjadi.
Sementara itu, pernyataan dari kantor Netanyahu mengatakan: "Dengan berakhirnya Fase 1 kesepakatan penyanderaan, dan mengingat penolakan Hamas untuk menerima usulan utusan Donald Trump yaitu Witkoff untuk melanjutkan perundingan Perdana Menteri Netanyahu telah memutuskan bahwa semua barang dan pasokan yang masuk ke Jalur Gaza akan dihentikan.
"Israel tidak akan mengizinkan gencatan senjata tanpa pembebasan sandera kami. Jika Hamas terus menolak, akan ada konsekuensi lebih lanjut."
Juru bicara Hamas mengatakan: "Keputusan Netanyahu untuk menghentikan bantuan yang masuk ke Gaza sekali lagi menunjukkan wajah buruk pendudukan Israel. Masyarakat internasional harus menekan pemerintah Israel untuk berhenti membuat rakyat kami kelaparan."