Liputan6.com, Beijing - China resmi mengumumkan bahwa astronot asing pertama yang akan mengunjungi stasiun ruang angkasa Tiangong berasal dari Pakistan. Hal ini disampaikan oleh China Manned Space Agency (CMSA) setelah menandatangani perjanjian kerja sama dengan otoritas ruang angkasa Pakistan di Islamabad.
Sebagai bagian dari kesepakatan, China akan membantu Pakistan dalam proses seleksi dan pelatihan astronot. Kandidat terpilih kemudian akan melanjutkan pelatihan lebih lanjut di China sebelum bergabung dengan kru China dalam misi jangka pendek di Tiangong.
Advertisement
"Sejak awal program ruang angkasa berawak China, kami menjunjung tinggi prinsip penggunaan damai, saling menguntungkan, dan pembangunan bersama, serta menawarkan peluang kerja sama kepada komunitas global," ujar CMSA dalam pernyataannya, seperti dikutip dari SCMP, Senin (3/3/2025).Â
Advertisement
China berharap langkah ini akan menginspirasi lebih banyak negara berkembang untuk menjelajahi ruang angkasa dan memperluas kerja sama internasional dalam bidang teknologi antariksa.
Menurut John Sheldon, mitra di perusahaan layanan dan investasi ruang angkasa AzurX yang berbasis di Dubai, keputusan China untuk mengajak Pakistan ke Tiangong adalah bagian dari strategi geopolitik.
"Pakistan adalah salah satu mitra awal dan paling penting dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) China. Langkah ini mengirim sinyal kepada negara-negara lain bahwa mereka juga dapat memperoleh manfaat dari program ruang angkasa China," kata Sheldon.
Keputusan ini juga dianggap sebagai upaya China untuk mempererat hubungan dengan negara-negara yang pengaruh Amerika Serikatnya mulai melemah.
Sebelumnya, China telah meluncurkan beberapa satelit Pakistan, termasuk yang dikirim ke orbit bulan dalam misi Chang’e-6. China juga berencana membawa wahana penjelajah bulan Pakistan dalam misi Chang’e-8 pada 2028.
Tiangong, Calon Satu-Satunya Stasiun Luar Angkasa Masa Depan?
Stasiun ruang angkasa Tiangong, yang selesai dibangun pada 2022, saat ini merupakan salah satu dari dua stasiun ruang angkasa yang masih beroperasi.
Satu-satunya pesaingnya adalah International Space Station (ISS), yang dibangun oleh kemitraan antara Rusia, Amerika Serikat, Kanada, Eropa, dan Jepang. Sejak beroperasi, ISS telah menjadi rumah bagi hampir 300 astronot dan lebih dari 3.000 eksperimen ilmiah.
Namun, ISS kini mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan, seperti kebocoran udara dan degradasi perangkat keras. NASA dan mitra-mitranya berencana untuk memensiunkan ISS dalam lima tahun ke depan.
CEO SpaceX, Elon Musk, yang juga dikenal sebagai penasihat dekat Donald Trump, bahkan menyerukan agar ISS segera dihentikan dan digantikan dengan proyek eksplorasi Mars.
Jika ISS benar-benar dipensiunkan, Tiangong bisa menjadi satu-satunya stasiun ruang angkasa berawak di orbit Bumi rendah. Namun, beberapa negara, termasuk India, Rusia, serta perusahaan-perusahaan swasta AS, juga sedang mengembangkan rencana pembangunan stasiun ruang angkasa sendiri.
Meski demikian, kerja sama internasional di Tiangong tetap bergantung pada faktor politik. Pada 2023, European Space Agency (ESA) membatalkan rencana mengirim astronot ke Tiangong, meskipun sebelumnya dua astronot mereka telah menjalani pelatihan di China. ESA mengklaim ingin fokus pada ISS dan tidak memiliki anggaran atau izin untuk bekerja sama dengan stasiun ruang angkasa lain.
Advertisement
