Serangan Udara Junta Myanmar di Klinik Desa Tewaskan 11 Orang Termasuk Dokter

Serangan udara junta militer Myanmar menewaskan 11 orang, termasuk seorang dokter dan istrinya, di sebuah klinik desa terpencil di wilayah Magway. Penduduk setempat melaporkan peningkatan serangan udara yang menimbulkan rasa takut.

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 25 Mar 2025, 12:25 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2025, 12:25 WIB
Ilustrasi bendera Myanmar (AFP Photo)
Ilustrasi Myanmar (AFP Photo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yangon - Sebuah serangan udara yang dilakukan oleh junta Myanmar telah menewaskan 11 orang di sebuah klinik darurat di Desa Hnan Khar, wilayah Barat Magway, pada tanggal 22 Maret 2025. Serangan tersebut terjadi di pagi hari, menghantam klinik yang berada di daerah yang dikuasai oleh pejuang anti-kudeta.

"Serangan udara junta Myanmar terhadap sebuah klinik medis di desa terpencil menewaskan 11 orang termasuk seorang dokter dan istrinya," kata penduduk setempat kepada AFP yang dikutip Selasa (25/3/2025). 

 

“Pesawat itu terbang sangat rendah dan saya mendengar ledakan bom yang keras ketika kami bersembunyi,” kata seorang penduduk desa pada tanggal 23 Maret, yang berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan.

"Ketika saya pergi untuk membersihkan daerah itu, saya hanya melihat potongan-potongan tubuh manusia. Rasanya mengerikan melihatnya, dan pikiran saya masih belum jernih dari gambar itu,” imbuhnya.

Saksi mata dan seorang pria kedua dari daerah setempat mengatakan seorang dokter dan istrinya termasuk di antara 11 orang yang tewas ketika ledakan itu menghancurkan sebuah klinik darurat yang beroperasi di sebuah rumah.

"Militer menyerang lebih sering dengan serangan udara dalam beberapa bulan terakhir dan semua warga sipil sangat takut,” kata penduduk setempat, yang juga berbicara dengan syarat anonim pada tanggal 24 Maret.

"Mereka selalu mendengarkan suara jet tempur militer dan bersiap untuk bersembunyi."

Seorang juru bicara militer Myanmar tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Kejadian ini menambah daftar panjang kekerasan yang terjadi di Myanmar sejak kudeta militer tahun 2021.

Kudeta militer tahun 2021 telah menjerumuskan Myanmar ke dalam perang saudara yang pecah antara junta, gerilyawan antikudeta, dan kelompok etnis bersenjata yang terjebak dalam kebuntuan mematikan di negara Asia Tenggara tersebut.

 

 

Promosi 1

Angkatan Udara Myanmar Jadi Kunci hingga Serangan Terus Meningkat

Bendera Myanmar. (Unsplash/ugurhan)
Bendera Myanmar. (Unsplash/ugurhan)... Selengkapnya

 

 

Sementara militer Myanmar telah menderita kerugian teritorial yang menyakitkan, para analis mengatakan angkatan udaranya yang kuat, yang tetap berada di udara dengan dukungan teknis Rusia, telah menjadi kunci untuk menjaga musuh-musuhnya tetap terkendali.

Jumlah serangan udara militer terhadap warga sipil meningkat dari tahun ke tahun selama perang saudara, menurut organisasi nirlaba Armed Conflict Location and Event Data (Acled), dengan hampir 800 serangan pada tahun 2024.

Angka tersebut lebih dari tiga kali lipat dari tahun sebelumnya, dan Acled memperkirakan bahwa junta akan terus mengandalkan serangan udara karena "mendapat tekanan militer yang meningkat di darat".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya