Perebutan kepulauan tak berpenghuni di Laut China Timur menjadi duri dalam daging hubungan China dan Jepang. Meski hanya terdiri dari 8 pulau karang kecil, letaknya sangat strategis dan diduga mengandung deposit minyak, serta kaya ikan.
Oleh Jepang pulau itu dinamai Senkaku, sementara China menyebutnya Diaoyu. Kini, meski belum ada lagi aksi saling provokasi di lautan, ketegangan berlanjut di game online.
Awalnya permainan yang dinamakan "Glorious Mission Online" -- game online pertama yang dikembangkan Tentara Pembebasan Rakyat -- dikembangkan sebagai pelatihan dan alat rekruitmen, menampilkan angkatan bersenjata mereka menghadapi tentara Amerika Serikat. Namun, belakangan permainan ini menarik perhatian karena menampilkan musuh lain: Jepang.
Pengembang (developer) game menyajikan level baru yang dinamakan "Defending the Diaoyu Islands". Game populer ini melecut nasionalisme di tengah ketengangan dengan Jepang, tetangga sesama negeri Asia Timur, gara-gara perebutan pulau.
"Bagian di mana kita mempertahankan Kepulauan Diaoyu dan pertempuran pesawat sangat menyenangkan. Semua warga China harus memainkannya," kata seorang netizen, @Gaici2hao, seperti dimuat CNN, Selasa (6/8/2013). Sementara @Haidaoshengmingyue menulis, "kita bertempur melawan Jepang, dulu di Shanghai, kini di Kepulauan Diaoyu. Keren!"
Meskipun game buatannya berpusat pada isu teritorial, pengembangnya, Gu Kai mengaku, ia tak bermaksud memanas-manasi. "Aku pikir, orang-orang sedikit salah mengartikannya," kata Gu dari perusahaan Giant Interactive Group, Inc yang mengembangkan game itu bersama Komando Militer Nanjing, Tentara Pembebasan Rakyat.
Dia menambahkan, awalnya, pihak perusahaan tidak pernah menentukan wilayah tertentu yang dipersengketakan dalam game. Namun meningkatnya minat publik atas topik Diaoyu membuatnya berubah. Menurut Gu, "Glorious Mission" menargetkan meningkatkan nasionalisme generasi muda lewat game.
Siaran pers dari perusahaan mengklaim bahwa permainan tersebut menyajikan gambaran lengkap dari operasi sehari-hari Tentara Pembebasan Rakyat, dan menyerukan kepada pemuda untuk bergabung dengan tentara, untuk membela negara mereka, demi memperkuat usaha pencapaian "Mimpi China"
"Permainan ini bertujuan memberikan gambaran otentik di lokasi militer, bahkan suara-suara berasal dari tentara yang nyata," kata Gu.
Ide untuk menggunakan permainan bertema militer untuk melatih tentara atau dijadikan alat rekruitmen bukan hal baru. Militer AS punya game yang dinamakan "America's Army", yang memungkinkan pemainnya mengikuti pelatihan misi dan berperang satu sama lain. (Ein/Yus)
Oleh Jepang pulau itu dinamai Senkaku, sementara China menyebutnya Diaoyu. Kini, meski belum ada lagi aksi saling provokasi di lautan, ketegangan berlanjut di game online.
Awalnya permainan yang dinamakan "Glorious Mission Online" -- game online pertama yang dikembangkan Tentara Pembebasan Rakyat -- dikembangkan sebagai pelatihan dan alat rekruitmen, menampilkan angkatan bersenjata mereka menghadapi tentara Amerika Serikat. Namun, belakangan permainan ini menarik perhatian karena menampilkan musuh lain: Jepang.
Pengembang (developer) game menyajikan level baru yang dinamakan "Defending the Diaoyu Islands". Game populer ini melecut nasionalisme di tengah ketengangan dengan Jepang, tetangga sesama negeri Asia Timur, gara-gara perebutan pulau.
"Bagian di mana kita mempertahankan Kepulauan Diaoyu dan pertempuran pesawat sangat menyenangkan. Semua warga China harus memainkannya," kata seorang netizen, @Gaici2hao, seperti dimuat CNN, Selasa (6/8/2013). Sementara @Haidaoshengmingyue menulis, "kita bertempur melawan Jepang, dulu di Shanghai, kini di Kepulauan Diaoyu. Keren!"
Meskipun game buatannya berpusat pada isu teritorial, pengembangnya, Gu Kai mengaku, ia tak bermaksud memanas-manasi. "Aku pikir, orang-orang sedikit salah mengartikannya," kata Gu dari perusahaan Giant Interactive Group, Inc yang mengembangkan game itu bersama Komando Militer Nanjing, Tentara Pembebasan Rakyat.
Dia menambahkan, awalnya, pihak perusahaan tidak pernah menentukan wilayah tertentu yang dipersengketakan dalam game. Namun meningkatnya minat publik atas topik Diaoyu membuatnya berubah. Menurut Gu, "Glorious Mission" menargetkan meningkatkan nasionalisme generasi muda lewat game.
Siaran pers dari perusahaan mengklaim bahwa permainan tersebut menyajikan gambaran lengkap dari operasi sehari-hari Tentara Pembebasan Rakyat, dan menyerukan kepada pemuda untuk bergabung dengan tentara, untuk membela negara mereka, demi memperkuat usaha pencapaian "Mimpi China"
"Permainan ini bertujuan memberikan gambaran otentik di lokasi militer, bahkan suara-suara berasal dari tentara yang nyata," kata Gu.
Ide untuk menggunakan permainan bertema militer untuk melatih tentara atau dijadikan alat rekruitmen bukan hal baru. Militer AS punya game yang dinamakan "America's Army", yang memungkinkan pemainnya mengikuti pelatihan misi dan berperang satu sama lain. (Ein/Yus)