Liputan6.com, New York Desah suara perempuan kerap menjadi daya tarik seksual tersendiri bagi kebanyakan pria. Suara seksi ini ternyata memang merupakan bakat bawaan setiap wanita untuk menarik lawan jenis.
Karena itu, banyak perempuan bisa mengubah suaranya menjadi terdengar seksi dan membuat pria mendekat. Sayang, Â ini tak terjadi pada pria yang sulit mengubah suara menjadi lebih seksi.
Demikian setidaknya hasil penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Albright College terhadap 20 pria dan 20 wanita yang diterbitkan di Journal of Nonverbal Behavior seperti dilansir MedicalDaily, Senin (14/4/2014).
Menurut Profesor Psikologi Susan Hughes dari Albright College, kedua jenis kelamin sebenarnya bisa memanipulasi suaranya agar terdengar cerdas.
Perempuan memiliki sedikit kesulitan memodifikasi suara dengan menurunkan pitch dan berbicara sedikit lebih serak. "Ada stereotipe apa suara seksi dalam budaya kita, rendah dan mendesah," kata Hughes.
Hughes bersama tim meneliti efek modifikasi suara yang disengaja pada pria dan perempuan untuk menarik secara seksual. Ke-40 responden memodifikasi suara kemudian dinilai oleh kelompok kedua. Hasilnya, perempuan cocok untuk tugas ini tapi pada pria gagal untuk mengubah suaranya menjadi seksi.
"Bahkan meskipun tidak signifikan, pria sedikit lebih buruk ketika mencoba terdengar seksi," kata Hughes.
Tapi kenapa? Para peneliti mengatakan, pria lebih melihat kecantikan fisik sebagai kualitas utama dari calon pasangan. Sedangkan perempuan mungkin mengembangkan kemampuannya dalam memproyeksikan keseksian vokal yang sering dikaitkan dengan kecantikan fisik.
Menariknya, ada perbedaan antara pria dan wanita dalam memandang seksi atau tidaknya. Pria melihat perempuan dengan suara tinggi lebih menarik. Tapi perempuan cenderung merendahkan suaranya sebagai sinyal hasrat mereka.
Selain itu, Hughes menemukan, pria dan wanita sama-sama bisa memanipulasi suara mereka agar terdengar lebih dominan. Keterampilan ini berguna pada perempuan di tempat kerjanya.