Misteri Kanker Getah Bening

Selain belum diketahui penyebabnya, gejala dan penyebaran kanker getah bening hampir di semua organ tubuh

oleh Fitri Syarifah diperbarui 20 Jun 2014, 19:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2014, 19:00 WIB
Kanker Getah Bening yang Masih Misteri
Selain belum diketahui penyebabnya, gejala dan penyebaran kanker getah bening hampir di semua organ tubuh

Liputan6.com, Jakarta Selain belum diketahui penyebabnya, gejala dan penyebaran kanker getah bening hampir di semua organ tubuh. Sehingga para ahli kesehatan masih terus meneliti hal tersebut.

Seperti dikutip laman WebMD, Jumat (20/6/2014) Kelenjar getah bening dapat ditemukan di mana saja dalam tubuh, terutama di leher, ketiak, selangkangan, di atas jantung, di sekitar pembuluh darah besar dalam perut. Tapi Anda perlu tahu bahwa kanker getah bening ini bermula dari sel darah putih yang disebut limfosit (lymphocytes). Limfosit ini merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh.

Ahli kesehatan membagi dua tipe kanker getah bening, limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Keduanya memiliki perbedaan sel kanker yang disebut Reed Sternberg.

Limfoma Hodgkin

Limfoma Hodgkin

Penyebab

Belum jelas.

Gejala

- Benjolan menyakitkan lebih dari satu kelenjar getah bening
- Batuk, sesak napas, nyeri perut atau bengkak, sindrom Horner (masalah neurologis yang memengaruhi wajah dan mata, karena kerusakan saraf di leher), nyeri saraf, dan kaki bengkak.
- Demam selama 14 hari berturut-turut atau lebih. Demam ini biasanya terjadi dua kali sehari, biasanya pada sore hari
- Nyeri pada kelenjar getah bening atau perut setelah minum alkohol.
- Berkeringat di malam hari atau kedinginan yang berlangsung selama 14 hari berturut-turut atau lebih.
- Penurunan berat badan
- Nyeri tulang.
- Peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
- Kulit gatal-gatal

Pengobatan

1. Kemoterapi

Kemoterapi bertujuan untuk membunuh sel-sel limfoma. Efek samping dari kemoterapi tergantung pada obat tertentu yang diberikan, seperti mual dan rambut rontok. Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi seperti kerusakan jantung, kerusakan paru-paru, masalah kesuburan dan kanker lainnya, seperti leukemia.

2. Radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar-X untuk membunuh sel kanker. Orang dengan limfoma tahap awal biasanya menjalani terapi radiasi saja.

Terapi radiasi dapat menyebabkan kulit kemerahan dan rambut rontok. Banyak orang mengalami kelelahan selama terapi radiasi. Risiko yang lebih serius termasuk penyakit jantung, stroke, masalah tiroid, infertilitas dan bentuk lain dari kanker, seperti kanker payudara atau kanker paru-paru.

3. Transplantasi sel induk

Transplantasi sel induk merupakan pengobatan menggantikan sumsum tulang yang sakit dengan sel-sel induk yang sehat. Transplantasi sel induk dapat menjadi pilihan jika limfoma Hodgkin kambuh setelah pengobatan.

Limfoma Non Hodgkin

Limfoma Non Hodgkin

Sedikit berbeda dengan limfoma Hodgkin, Limfoma non Hodgkin mengacu pada keganasan dari sistem limfatik.

Penyebab

Walaupun penyebabnya belum jelas, Namun, ada beberapa kondisi medis yang berhubungan dengan peningkatan risiko mengembangkan penyakit seperti:

- Menurunnya daya tahan tubuh
- Keturunan Sindrom genetik: sindrom Down, sindrom Klinefelter (suatu kondisi genetik pada pria disebabkan oleh kromosom X tambahan)
- Gangguan kekebalan tubuh
- Penyakit celiac, penyakit yang terkait konsumsi protein, gluten, dan biji-bijian
- Radang usus
- Bakteri: Helicobacter pylori, gastritis dan tukak lambung
- Virus: HIV, HTLV-1, SV-40, HHV-8, virus Epstein Barr, virus hepatitis

Gejala

Gejala non-limfoma Hodgkin (NHL) meliputi:

- Pembengkakan dari kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan. Ini adalah gejala yang paling umum.
- Demam yang tidak jelas
- Berkeringat di malam hari
- Merasa sangat lelah
- Gatal kulit
- Batuk atau sesak napas
- Nyeri di perut atau punggung

Pencegahan dan Pengobatan

Pencegahan hanya melakukan pola hidup sehat. Untuk pengobatan, tergantung jenis limfoma, ukuran tumor, di mana limfoma berada, dan organ-organ apa yang terlibat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya