Daisy, Anjing Lucu yang Bisa Mendeteksi Kanker

Anjing labrador ini mampu mendeteksi kanker di tubuh manusia dengan mencium bau kulit, urin dan nafas.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 29 Jul 2014, 11:00 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2014, 11:00 WIB
Anjing Bisa Mendeteksi Kanker
(Foto: westernmorningnews.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta Tak hanya jadi teman menyenangkan untuk diajak bermain, anjing labrador bernama Daisy asal Inggris ini pun mampu mendeteksi kanker di tubuh manusia dengan mencium bau kulit, urin dan nafas.

Berawal lima tahun lalu, saat pemilik Daisy, Dr Claire Guest asal Inggris mengeluarkan keseluruhan anjing peliharaan dari mobil. Anjing lain sudah berlari-lari keluar, namun Daisy malah menubruk Claire dan mengendus berulang kali di bagian dada.

"Dia menubruk saya dengan keras, sampai dada saya memar. Perilakunya malam itu sangat berbeda, biasanya ia langsung berlari bersama teman-teman anjing lain tapi tidak dengan malam itu," tutur Claire seperti dikutip laman Daily Mail, Minggu (27/7/2014).

Beberapa hari kemudian Claire memeriksa ke ahli medis benjolan di sekitar payudaranya. Setelah menjalani tes mamogram diketahui bahwa benjolan itu kista yang tidak berbahaa. Namun di dalam jaringan payudara tertangkap adanya potensi kanker. Beruntung cepat diketahui, doktere segera melakukan lumpectomy (operasi pengangkatan benjolan di payudara dimana sel kanker belum menyebar), pengangkatan kelenjar getah bening, dan di radioterapi selama enam bulan.

"Menurut dokter, seiring berjalannya waktu benjolan ini bisa berubah menjadi kanker berbahaya yang bisa menyebar. Saya tidak menyangka anjing peliharaan menyelamatkan nyawa saya," tutur Claire.

Kemampuan Daisy pun semakin dikembangkan oleh Claire, yang juga psikolog perilaku hewan beserta rekan-rekannya dalam Medical Detection Dogs bersama 12 anjing lain. Kini, Daisy telah mencium 6000 sample urin dan terdeteksi lebih dari 551 kasus kanker dengan akurasi 93%.

"Banyak kanker yang tidak dapat terdeteksi secara dini. Namun sel ganas menghasilkan perubahan senyawa yang mudah menguap. Senyawa ini dapat berada dalam urin. Anjing yang memiliki reseptor penciuman 300 juta sedangkan manusia hanya lima juta, mampu mengindentifikasi aroma senyawa tersebut meski dalam level serendah mungkin," jelas Claire.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya