Apiknya Karya Penderita Gangguan Bipolar saat Depresi

Mengalihkan perasaan depresinya dalam lukisan, menghasilkan karya seni yang sangat menarik dan penuh makna.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 19 Agu 2014, 16:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2014, 16:00 WIB
Vindy Ariella
(Foto: www.vindyariella.blogspot.com) Karya Vindy yang berjudul "Transition"

Liputan6.com, Jakarta Siapa bilang mereka yang didiagnosa gangguan jiwa tak mampu beraktivitas dan melahirkan karya apik? Vindy Ariella (23) perempuan yang didiagnosa gangguan bipolar lima tahun lalu membuktikan ia mampu berkarya di bidang desain.

Sebagai pasien gangguan bipolar, ada kalanya Vindy dalam episode depresi. Jika dulu ia bisa mengamuk, marah-marah, mengurung diri, merasa tak berguna bahkan berpikir untuk bunuh diri namun kini tak lagi. Ia sudah bisa berusaha untuk mengontrol pada episode ini dan menuangkan perasaan yang dirasakannya lewat goresan tinta menjadi sebuah karya lukisan apik.

"Kini aku sedang mencoba art health saat aku dalam episode depresi. Perasaan-perasaan sedih coba aku alihkan. Karena aku suka desain, kutuangkan bikin lukisan sesuai perasaan aku saat itu," jelas Vindy yang ditemui Liputan.com, Sabtu (16/8/2014).

 

Perempuan lulusan fakultas kedokteran ini tak hanya menyimpan hasil karyanya, namun ia juga memamerkan beberapa kali. Bahkan, lukisannya jadi dicetak dalam bentuk aneka merchandise Bipolar Care Indonesia, sebuah komunitas tempatnya aktif bernaung.

"Aku ingin membuktikan bahwa sebagai penderita bipolar aku bisa berkarya layaknya orang normal," ujarnya dengan kata mantap.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya