Taruna Siaga Bencana Siap Diterjunkan Tangani Bencana

Bakti Sosial Taruna Siaga Bencana kali ini merupakan upaya membangun jaringan pertemanan dalam menanangani masalah bencana dan sosial

oleh Liputan6 diperbarui 05 Nov 2014, 17:47 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2014, 17:47 WIB
Lagi, Sungai Benenain Meluap
Citizen6, Malaka: Tim Tagana sementara evakuasi masyarakat menggunakan perahu karet.

Liputan6.com, Jakarta Letak geografis Indonesia berada di cincin api dengan kontur alam 2/3 lautan. 1/3 daratan terdiri dari pantai, pegunungan dan dataran, 17.583 pulau dengan bentang 5110 km dan 259.940.857 jiwa.

“Kondisi itu di satu sisi anugerah, di lain sisi rawan bencana alam dan konflik sosial,” kata Menteri Sosial khofifah Indar Parawansa di Desa Indrasari, Kecamatan Martapura Kota, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (5/11/2014).

Dari Januari hingga April 2014, tercatat 1000 terjadi bencana alam dan menunjukkan tren meningkat. Kerusakan dan kerugian dari 2004 hingga 2014 ditaksir mencapai Rp 167,8 triliun.

Data Pusat Pengendalian Operasional Penanggulangan Bencana Kementerian Sosial RI selama 2013, terjadi bencana alam 319 kali yang tersebar di 33 Provinsi dengan beragam jenis bencana.

“Korban bencana alam yang berhasil dibantu untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup berjumlah 753.597 jiwa,” katanya.

Pemerintah merespon kondisi tersebut, salah satunya melalui sistem penanggulangan bencana nasional dengan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019.

Saat ini, masih berupa draft dan dalam proses penyusunan dengan melibatkan seluruh kementerian dan lembaga terkait. Dalam draft tersebut, posisi Kemensos siginifikan dengan tiga tugas pokok, yaitu pelayanan kebutuhan dasar pada shelter, distribusi logistik serta psiko sosial.

“Dalam sistem klaterisasi, tanggung jawab Kemensos sebagai wakil koordinator di bidang logistik, pengungsian dan perlindungan sosial. Penanggulangan bencana mesti melibatkan masyarakat dan dunia usaha,” katanya.

Kondisi tersebut, dilakukan melalui pendekatan community based disaster management. Sejak 2004, Kemensos telah menggagas berdirinya relawan penanggulangan bencana Taruna Siaga Bencana (Tagana).

Keterlibatan dunia usaha diwujudkan melalui optimalisasi Corporate Social Responsibility (CSR) di perusahaan masing-masing. Untuk kualitas sinergitas dalam tiga pilar penanggulangan bencana, yaitu pemerintah, dalam hal ini Kemensos, masyarakat melalui tagana, serta dunia usaha dengan CSR. 

Setiap tahun, Kemensos menggagas pelaksanaan Bhakti Sosial Tagana Tingkat Nasional. Tahun ini, diselenggarakan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan dengan diikuti 1.000 personel Tagana dari seluruh Indonesia dan beberapa tamu dari Jepang.

Tema yang diangkat dalam bahasa Banjar, “Gawi Sabumi- Gawi Manuntung Bencana Tuntas “, artinya suatu atau yang dikerjakan secara gotong royong bisa diselesaikan cepat, tuntas, dan akuntabilitas penanggulangan bencana.

Bhakti sosial Tagana tingkat nasional bertujuan agar terwujud kiprah nyata kemanusiaan, menjalin networking, serta penyusunan rekomendasi dan masukan strategis dalam kerjasama untuk penanggulangan bencana antara Tagana, potensi dan sumber kesejahteraan sosial dan dunia usaha.

Kegiatan dimeriahkan dengan Tagana kerja bakti di daerah rawan bencana, goes to school ke tingkat SD dan SMP, baksos penghijauan, penanaman pohon dari ciri khas provinsi peserta, baksos donor darah bagi peserta dan undangan, serta baksos sunatan massal untuk 400 orang anak fakir miskin dan yatim piatu.

Bantuan Kemensos melalui Direktorat PSKBA, berupa 3 unit kendaraan Rescue Tactical Unit (RTU) Rp 372 juta untuk Provinsi Kalimantan Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Tanah Laut.

Direktorat PPSDBS, berupa sembako 500 paket, perlengkapan shalat untuk anak panti asuhan 128 paket, perlengkapan sekolah anak fakir miskin 100 paket, serta jaket untuk pengojek di Martapura 100 paket.

Direktorat PSKBS, berupa bantuan korban kebakaran untuk 24 kepala keluarga, terdiri dari 22 unit rusak berat, rusak ringan total Rp 270 juta di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Di Kabupaten Banjar, berupa keserasian sosial untuk 4 desa Rp 436 juta.

Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PSLU) berupa, bedah kamar lansia miskin terlantar 50 orang Rp 500 juta di Kabupaten Banjar. Direktorat Rehabilitasi Sosial Orang Dengan Kecacatan (RSODK), berupa kaki palsu untuk 2 ODK dan 1 orang santuan ODK berat Rp 2,5 juta.

“Total bantuan Kemensos di Provinsi Kalimantan Selatan Rp 2.324.500.000,” katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya