Liputan6.com, London - Ereksi panjang selama berjam-jam dialami seorang pria bernama Edward Stalling, setelah mengonsumsi obat tidur yang diresepkan oleh dokter di Atlanta VA Medical Center.
Edward mengaku bahwa dia mengalami gangguan stres setelah trauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD) sehingga dokter di rumah sakit (RS) itu pun meresepkan obat tidur kepadanya. Nyatanya, obat tidur itu berdampak pada terjadinya ereksi yang cukup panjang.
"Saya mengonsumsinya malam itu (pada Desember 2014), dan keesokan harinya saya terbangun dengan kondisi itu (ereksi berkepanjangan)," kata Edward dikutip Fox News, Kamis (8/1/2015)
Tak ingin kondisi yang dialaminya semakin parah, Edward memutuskan untuk segera berobat ke RS. Namun, dokter tidak langsung mengambil tindakan, melainkan hanya mengecek dan melihat-lihat kembali kondisi yang dialaminya.
Edward semakin emosi, ketika banyak orang yang melihat ke arahnya, sedangkan dokter tidak langsung membawanya ke ruang pemeriksaan.
"Setelah diperiksa, dokter mengaku bahwa dia harus dirawat di rumah sakit selama 10 hari. Jelas, organ seksualnya tidak berfungsi secara maksimal dan ia memiliki masalah buang air kecil," kata Pengacara Edward, Jonatan Johnson.
Mengetahui adanya tuduhan yang diajukan kepada pihaknya, RS tersebut langsung membuat keterangan resmi yang menyebut bahwa Atlanta VA Medical Center memberikan perawatan secara profesional, penuh kasih, dan pasti aman.