Liputan6.com, Jakarta Bagaimana menyebut alat kelamin pada anak? masalah ini kerapkali menjadi perdebatan di keluarga. Sebagian orangtua menganggap, menyebutkan alat kelamin itu tabu dan bertentangan dengan budaya. Sebagian lain khawatir bila anak mengetahuinya, anak akan semakin banyak bertanya.
Daripada bingung, Psikolog Seksual Zoya Amirin M.Psi berpendapat bahwa sebenarnya anak diberitahu saja nama alat kelamin sebenarnya yaitu penis dan vagina. Sebab ada alasan mengapa orangtua tidak boleh menyebut nama lain seperti burung, gajah, bebek, lebah dan sebagainya.
Baca Juga
"Ketika kita mengajarkan pada anak bahwa tubuh itu tidak boleh disentuh ketika tidak nyaman, itu edukasi seks yang paling penting. Namun seringkali orangtua mengajari mereka kata-kata kaki, tangan, rambut, lalu tiba-tiba memberikan nama burung atau lebah pada alat kelaminnya. Ini akan mengganggu ketika (semoga tidak terjadi) ada pelecehan seksual," kata Zoya untuk Sexpedia-Liputan6.com ditulis Jumat (6/2/2015).
Advertisement
Menurut Zoya, ketika terjadi pelecehan seksual dan bagian kelamin anak disentuh orang lain, kemudian dia minta pertolongan sesuai yang diajarkan dan melapor pada yang dianggap bisa melindungi dia, akan menyulitkan orang lain untu paham.
"Orang itu belum tentu memahami burung, lebah atau apa pun itu. Sehingga hal ini akan mempersulit orang yang membantu anak Anda. Jadi jangan berikan username, gunakan saja istilah dalam medis, penis dan vagina pada anak Anda," jelasnya.
Sebelumnya, Zoya juga menyarankan untuk mengedukasi seks pada anak sejak usia 3 tahun. Sebab pada usia tersebut, anak telah paham gender tanpa diajarkan. Jadi orangtua perlu membantunya untuk memahami anggota tubuh.