Tidur Berlebihan di Hari Sabtu Berisiko Stroke

Di hari Sabtu tidur selalu berlebihan? Hati-hati, bisa saja Anda menderita stroke

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 28 Feb 2015, 07:00 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2015, 07:00 WIB
Tidur Berlebihan di Hari Sabtu Berisiko Stroke
Di hari Sabtu tidur selalu berlebihan? Hati-hati, bisa saja Anda menderita stroke

Liputan6.com, Jakarta Sabtu merupakan hari yang kerap digunakan oleh siapa saja yang libur untuk tidur lebih lama dari biasanya. Tapi ke depannya, Anda harus berpikir ulang untuk melakukan ini. Terlebih bagi Anda yang sudah berusia di atas 50 tahun.

Menurut satu penelitian yang dilakukan di Cambridge University, stroke akan menyerang mereka yang tidur lebih lama di hari Sabtu, sedangkan di hari biasa mereka tidur kurang dari waktu itu karena pekerjaannya. Biasanya, kondisi semacam ini dialami banyak wanita.

Pakar Tidur Independen, Dr. Neil Stanley mengatakan kunci untuk tetap sehat adalah menjaga jam tidur malam secara teratur. Bila di hari biasa hanya tidur selama 4 atau 5 jam, janganlah `balas dendam` dengan tidur melebihi jam biasanya di hari Sabtu.

Sebelum penelitian ini dimasukkan ke dalam jurnal Neurology reports, para peneliti terlebih dahulu melakukan penelitian selama 9 tahun dengan melibatkan 10.000 pria dan wanita berusia 42 sampai 81 tahun dari Norfolk sebagai responden.

Di awal penelitian, para responden diminta untuk menjawab berapa lama waktu yang mereka habiskan untuk tidur di malam hari. Empat tahun kemudian, pertanyaan yang sama masih dilontarkan ke mereka.

Selama penelitian, sebanyak 346 orang pria dan wanita mengalami stroke. Ini menegaskan bahwa adanya hubungan yang erat antara waktu tidur yang terlalu lama dengan penyakit stroke.

Memang, penelitian lebih lanjut begitu diperlukan, mengingat para peneliti sendiri masih butuh waktu untuk memahami alasan di balik hubungan waktu tidur dengan risiko stroke.

"Apa yang terjadi di dalam tubuh sehingga menyebabkan risiko ini?," kata Penulis Studi Senior, Professor Kay-Tee Khaw.

"Dengan penelitian lebih lanjut, kita mungkin akan menemukan bahwa tidur berlebihan terbukti menjadi indikator awal peningkatan risiko stroke, terutama di kalangan orangtua," kata dia menambahkan.

Meski begitu, perlu diketahui juga bahwa di masa lalu, tidur berlebihan telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, termasuk diabetes dan obesitas.

Dr Madina Kara dari Asosiasi Stroke di London mengungkapkan bahwa tekanan darah tinggi, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik di pagi hari merupakan sejumlah faktor risiko dari penyakit stroke.

"Hasil penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa tidur lebih lama bisa menjadi tanda bahwa Anda berada pada pengingkatan risiko stroke, khususnya di kalangan orang tua," kata dia seperti dikutip Daily Mail, Sabtu (28/2/2015).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya