Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Pareira mengimbau masyarakat agar mendaftarkan diri jauh-jauh hari sebelum sakit atau masuk rumah sakit agar tidak dipusingkan dengan persyaratan-persyaratan yang membingungkan.
"Berbagai cara kita lakukan untuk memberitahukan kepada masyarakat tentang hal itu, baik melalaui media cetak dan elektronik, serta melalui spanduk-spanduk yang dipajang di lokasi-lokasi strategis," katanya di Kupang seperti dikutip Antara, Rabu (27/5/2015).
Frans menambahkan, selain melalui media-media cetak dan elektronik serta spanduk-spanduk, sosialisai di pelosok-pelososk daerah juga sudah terus dilakukan untuk mendorong masyarakat agar mulai mendaftar lebih awal.
Advertisement
Ia sendiri menilai, sejauh pantauan BPJS di Kupang, sebagian masyarakat masih mengeluh karena mengalami kendala pada saat pendaftaran, dan merasa dipersulit dengan syarat-syarat yang ada.
Hal ini lanjut Frans diakibatkan, kurangnya kesadaran masyarakat untuk mendaftar lebih awal sebelum menderita sakit atau pada saat sudah berada di Rumah sakit.
"Masyarakat juga diminta supaya proaktif dalam mencari informasi soal pendaftaran menjadi anggota BPJS sehingga tidak membingungkan," ujarnya.
Sementara itu, terkait rencana pemerintah untuk mengaktifkan kartu BPJS dalam waktu dua minggu setelah pendaftaran menjadi anggota, Frans mengatakan, semuanya itu demi kebaikan semua peserta, sehingga tidak ada keluhan dari masyarakat bahwa pengaktifan kartu tersebut lama.
"Hal ini dilakukan karena saat pemerintah melihat saat ini peserta BPJS telah bertambah banyak, dan hampir menjangkau masyarakt di Indoneia" katanya.
Untuk wilayah NTT prosentase peserta BPJS mencapai 60 persen dari jumlah penduduk NTT yang mencapai 5.356.567 jiwa yang tersebar di 22 kabupaten/kota.
Lanjutnya, semua perbaikan terkait pelayanan BPJS sampai saat ini terus dilakukan pembenahan agar, kedepannya bisa lebih baik lagi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.