Pencak Silat, Tak Lagi Dianggap Kampungan

Puluhan negara sudah mengakui pencak silat dan beragam prestasi ditorehkan lewat pencak silat.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Jun 2015, 11:00 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2015, 11:00 WIB
Pencak Silat, Tak Lagi Dianggap Kampungan
Aksi pesilat cilik (Foto: Benedikta Desideria)

Liputan6.com, Jakarta Dulu, seni bela diri asal Indonesia, pencak silat sempat dipandang sebelah mata oleh penduduknya sendiri. Bahkan, orang yang berlatih pencak silat tak memakai baju silat menuju padepokan atau perguruan untuk belajar silat seperti diungkapkan mantan Ketua Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) pada tahun 1978, Eddie Nalapraya.

"Zaman dulu pencak silat dianggap olahraga kampungan, jadi yang mau (biasanya) bajunya ditenteng dulu baru nanti pas sampai dipakai," terang Nalapraya di panggung acara `Atraksi 1000 Pendekar Gelar Pangsi Betawi` pada Car Free Day Jakarta, Minggu (14/6/2015) di seputaran Bundaran HI.

Mantan Ketua Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI), Eddie Nalapraya (berkalungkan kain) saat berbincang seorang pesilat cilik. (Foto: Benedikta Desideria)

Lain dulu, lain sekarang. Setahun menjabat sebagai ketua IPSI, Nalaparya berhasil mengadakan pertemuan pesilat sebanyak 12.500 orang di Jakarta.

Tak cuma itu, pada tahun 1986, pencak silat untuk pertama kalinya dipertandingkan di luar Asia dalam Kejuaraan Dunia Pencak Silat di Wina, Austria.

Kemudian beberapa negara pun mengakui pencak silat. Menurut Ketua IPSI DKI Jakarta, Biem Benjamin, kini sudah 40 negara yang mengakuinya.

Pencak silat sebagai olahraga pun sudah masuk dalam pertandingan internasional. Aneka prestasi pun ditorehkan para atlet pencak silat Indonesia. Artinya, kini Pencak Silat tak lagi dianggap seni bela diri kampungan. 

"Jadi sekarang, orang kalau berlatih pencak silat nggak malu lagi. Kan sudah banyak prestasinya," terang Nalapraya saat ditanya usai acara.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya