Liputan6.com, Milan - Memiliki atasan seorang wanita membuat karyawan pria merasa terancam, yang juga membuat mereka menjadi lebih tegas.
Penelitian yang dilakukan Universitas Bocconi di Milan memperlihatkan, bagaimana sulitnya pria menerima kenyataan bahwa seorang wanita pun mampu menjalani tugas yang selama ini diemban seorang pria, serta menjadi pencari nafkah utama bagi keluarganya.
Asisten Profesor dari Fakultas Manajemen dan Teknologi Universitas Boconi, Ekaterina Netchaeva mengatakan perilaku yang kerap ditonjolkan karyawan pria ini dapat mengganggu dinamika kerja, membuat tim tidak kompak, dan dapat memengaruhi kinerja timnya.
Advertisement
"Mengingat norma-norma yang kuat mengenai maskulinitas, sulit bagi pria untuk mengubah perilakunya itu," kata Ekaterina dikutip dari situs Daily Mail, Minggu (12/7/2015).Â
Untuk mengatasi masalah ini, Ekaterina menyarankan para atasan wanita untuk lebih proaktif dan mengurangi power-nya sebagai atasan untuk menjaga hubungan berjalan harmonis di tempat kerja.Â
Dari tiga percobaan yang diberikan kepada responden pria, peneliti menemukan cukup banyak pria yang merasa terancam apabila memiliki atasan seorang wanita.
Pertama, saat negosiasi gaji, karyawan pria meminta gaji yang lebih tinggi. Namun, hal itu tidak bakal terjadi ketika mereka mengetahui atasannya adalah seorang pria. Kedua, ketika harus berbagi dengan supervisor, pria merasa terancam dan mencoba untuk menjaga uangnya untuk diri sendiri. Dan ketika, pria mencoba untuk mendapatkan bonus yang lebih besar jika manajernya adalah seorang wanita.