Masyarakat Pekanbaru Disarankan Tetap Tinggal di Rumah

Gas dari asap masuk ke dalam darah, yang membuat suplai oksigen ke otak berkurang.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 08 Sep 2015, 16:19 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2015, 16:19 WIB
Penumpang Pesawat di Jambi dan Riau Terlantar Akibat Kabut Asap
Penumpang di Bandara Sultan Thaha Jambi dan Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau tak bisa berangkat karena kabut asap tebal.

Liputan6.com, Jakarta Daya tahan tubuh masyarakat di Pekanbaru dan di daerah-daerah yang terkena kabut asap kebakaran lahan secara perlahan menurun. Terlebih mereka kurang minum air putih dan aktivitas gerak mulai terbatas.

"Dianjurkan saat ini untuk makan sayur dan buah yang mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan guna daya tahan tubuh yang kuat," kata Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr Imran Agus Nurali SpKO.

Akibat kondisi asap yang masih menyelimuti area tempat tinggal, mereka pun rentan mengalami gangguan pernapasan, iritasi kulit, iritasi pada mata. Jika gangguan pernapasan menjadi radang maka dapat berubah jadi infeksi. Sebab, radang merupakan kondisi yang mempermudah kuman untuk masuk.

"Sejauh ini ISPU (indeks pencemaran udara) di Pekanbaru tidak membahayakan bagi tubuh. Kalau ISPU sudah lebih dari 199 (normalnya 101-109), barulah dikategorikan tidak sehat," kata Imran Agus menambahkan.

Masyarakat pun sudah tentu harus mengenakan masker yang benar dan harus membatasi aktivitas sehari-hari. "Terlebih orang dengan penyakit jantung, harus mengurangi aktivitas karena kondisi semakin parah dengan gangguan pernapasan," kata Imran.

Gas dari asap masuk ke dalam darah, yang membuat suplai oksigen ke otak berkurang.

Pun pada anak sekolah, aktivitas belajar di sekolah sudah harus dikurangi. "Di rumah saja dulu, jangan keluar sampai kondisi sedikit aman," kata Imran menyarankan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya