Peneliti Irlandia, Jepang, dan China Raih Nobel Bidang Kedokteran

Peneliti Irlandia, Jepang, dan China meraih penghargaan Nobel di bidang kedokteran karena berhasil temukan obat Avermectin dan Artemisinin.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 05 Okt 2015, 18:35 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2015, 18:35 WIB
Peneliti Irlandia, Jepang, dan China Raih Nobel Bidang Kedokteran
Tiga peneliti dari Irlandia, Jepang, dan China meraih penghargaan Nobel di bidang kedokteran.

Liputan6.com, Swedia- Tiga peneliti dari Irlandia, Jepang, dan China meraih penghargaan Nobel di bidang kedokteran berkat penemuan mereka yang memudahkan para dokter di dunia mengatasi malaria dan infeksi yang disebabkan oleh parasit cacing gelang.

Para juri di Stockholm memberi penghargaan tersebut pada William C Campbell, Satoshi Omura, dan Youyou Tu - penerima Nobel pertama dari China.

Campbell dan Omura mendapat penghargaan ini karena berhasil mengembangkan terapi terbaru untuk menanggulangi infeksi yang disebabkan cacing gelang. Sementara Tu meraih Nobel karena berhasil menemukan terapi terbaru untuk mengatasi malaria.

"Dua penemuan ini telah memberi harapan baru bagi umat manusia untuk memerangi penyakit yang mengancam dan menjangkiti ratusan juta orang setiap tahunnya," ucap panitia. "Dalam mengembangkan kesehatan dan mengurangi penderitaan manusia, penemuan ini tak terukur nilainya," lanjut mereka.

Penghargaan Nobel di bidang kedokteran ini mendapat urutan pertama yang diumumkan. Sementara pemenang di bidang fisika, kimia, dan perdamaian akan diumumkan pada hari lain dalam minggu ini. Penghargaan Nobel untuk bidang ekonomi baru akan diumumkan pada Senin mendatang. Sementara belum ada kepastian pengumuman penghargaan Nobel untuk bidang sastra, namun diharapkan bisa dilaksanakan pada Kamis minggu ini.

Campbell dan Omura menemukan obat baru Avermectin, derivatif yang secara radikal menurunkan insiden river blindness (kebutaan akibat parasit) dan lymphatic filariasis, yang disebabkan oleh parasit cacing gelang.

Tu merupakan wanita ke-12 yang memenangkan hadiah Nobel bidang kedokteran. Dia berhasil menemukan obat Artemisinin, obat yang secara signifikan mengurangi angka kematian pada pasien yang terserang malaria, dikutip dari laman Theguardian, Senin (5/10/2015).

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya