Ini Cara Debat dengan Istri Selihai Juru Runding Sandera

Berada di tengah pertengkaran yang memanas dengan pacar atau istri Anda, rasanya seperti berjuang di antara hidup dan mati.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Nov 2015, 09:00 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2015, 09:00 WIB
Ini Cara Debat dengan Istri Selihai Juru Runding Sandera
Berada di tengah pertengkaran yang memanas dengan pacar atau istri Anda, rasanya seperti berjuang di antara hidup dan mati.

Liputan6.com, Jakarta Berada di tengah pertengkaran yang memanas dengan pacar atau istri Anda, rasanya seperti berjuang diantara hidup dan mati. Namun dalam kebanyakan kasus, hal tersebut hanyalah menambah stres belaka. Untuk Anda berdua tentunya.

Dan jika Anda tidak hati-hati dan tidak berpikir sebelum berbicara, Anda hanya akan memperparah situasi yang sudah buruk. Buruk seperti mengubah kau-seharusnya-tau-salahmu menjadi kau-tidur-di-sofa-malam-ini. Seburuk itu.

Bagaimana caranya untuk mencegah itu terjadi? Dengan cara menghadapi pendekatan ini seperti juru runding sandera (hostage negotiator). Namun bukan dengan taktik yang seperti di film bertema penyanderaan seperti Speed, Die Hard, dan lainnya. Bukan.

Belajar dari seorang juru runding sandera yang berpengalaman selama 23 tahun, Gary Noesner, seorang veteran FBI (Federal Bureau of Investigation, sebuah badan investigasi pemerintahan federal Amerika Serikat) mengenai taktik yang telah terbukti berhasil. Pria ini pernah terlibat dalam berbagai peristiwa penyanderaan selama 30 tahun berkarir di FBI seperti penculikan, pembajakan, keributan di penjara, dan yang lainnya.

Dilansir dari laman Men’s Health, Kamis (5/11/2015), berikut pengalaman dan taktik Noesner saat menghadapi situasi penyanderaan yang bisa Anda gunakan dalam pertengkaran di pernikahan Anda, dan mencegahnya menjadi krisis. 

 

Mengerti Situasi

Mengertilah Situasinya

Perundingan penyanderaan, ujar Noesner, biasanya berkisar mengenai tawar menawar, atau dalam beberapa kasus, murni intimidasi.

“Daripada mencoba untuk memberikan penawaran, sadarilah kita perlu mengubah suasana,” ujarnya. “Kita harus mempengaruhi perilakunya agar penyandera mau bekerjasama.”

Untuk melakukan itu, Anda harus melakukan lebih dari sekedar berdebat, memaksa, dan menuntut. Anda harus mendengar.

“Bandingkan dengan kasus klasik yang dialami polisi,” saran Noesner. “Seorang petugas bisa membuat perjanjian dengan seorang pria yang mengancam akan membunuh istrinya. Cara pendekatannya adalah “hentikan, atau kami tembak”. Namun jika Anda melawan ancaman dengan ancaman, Anda sudah memancing perlawanan.”

Pada era sekarang, Noesner mengatakan, para petugas yang terlatih akan lebih dulu menanyakan apa yang terjadi.

“Pria itu mengatakan bahwa dia mengetahui istrinya berselingkuh, dan dia merasa kecewa dari hilangnya rasa percaya dan runtuhnya hubungan mereka. Siapapun bisa terkait dengan hal tersebut. Anda bisa menawarkan rasa simpati dan pengertian Anda tentang masalah pria itu,’ ujar Noesner.

Perasaan itulah yang dapat membuat seseorang menurunkan senjatanya, atau dalam kasus Anda, memaafkan Anda karena pulang terlalu larut, atau lupa untuk menelepon (lagi). 

 

Dengarkan

Jangan Merasa Tertekan, Dengarkan

Tanda Anda mendengarkan dan memperhatikan adalah dengan mengajukan pertanyaan, bukan hanya membiarkannya bicara. Jika Anda terjebak dalam situasi pertengkaran dimana posisi Anda lemah, cari tahu lah apa yang membuat pasangan Anda marah, jangan malah menjadi marah karena berusa membela diri.

“Ketika melatih teknik aktif mendengarkan kepada para petugas kepolisian, kata pertama yang saya ucapkan adala 'pengendalian diri'” ujar Noesner. Hindarilah respons yang tidak membantu seperti ingin terlihat kuat.

Bahkan penjahat terkejam-atau dalam kasus Anda, seorang pasangan yang sedang marah besar- ingin dihormati dan merasa bahwa rasa frustrasi mereka didengar.
“Mendengarkan,” tambah Noesner “adalah persetujuan termudah yang bisa Anda buat.”

Semua itu mungkin sudah jelas adanya, namun terdengar masuk akal dalam teori tidak serta-merta itu yang sebenarnya sudah Anda lakukan.

Ditengah pertengkaran, semua maksud baik Anda bisa hilang begitu saja. Sebagai lelaki, kita selalu ingin menepuk dada dan menyombongkan diri. Jadi, sedikit latihan tidak akan merugikan Anda. Perhatikanlah perilaku Anda ketika Anda sedang dalam obrolan normal dengan pasangan Anda. Seberapa sering Anda bertanya? Apakah Anda benar-benar mendengarkan?

Lakukan itu, maka mungkin Anda tidak memerlukan strategi Noesner sama sekali ketika beradu argumen dengan istri Anda. (Melodia)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya