Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan anak tidak hanya pada perkembangan fisiknya saja, namun hal-hal yang mendukung faktor psikologisnya akan terus menambah hingga ia menjadi orang dewasa sesungguhnya.
Orang tua sebagai figur yang paling penting dalam pertumbuhan anak, memiliki tugas yang berlapis-lapis. Apalagi ketika anak menanyakan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah didengar oleh ibu atau bapaknya.
Baca Juga
Seperti dilansir dari Sofeminie, Senin (04/01/2016), orang tua memiliki kewajiban untuk memberikan pemahaman mengenai konsep kematian dalam hidupnya.
Advertisement
Baca Juga
Pada usia 3 atau 4 tahun, anak-anak sudah mulai dapat merasakan atau membiasakan diri dengan kata 'kehilangan'. Hal itu bisa berawal dari kehilangan benda atau rasa kehilangan ketika orangtuanya menempatkan mereka pada tempat penitipan anak atau playschool di pagi hari.
Hal ini merupakan indikator awal untuk anak memahami arti kematian dengan cara kehilangan sebelum berikan arti kematian secara fisik. Pada bayi, kehilangan ibunya beberapa saat atau beberapa tahun kemudian mungkin ia masih bisa mengingat aroma ibunya. Kemudian, konsep kematian atau berkabung bisa dijelaskan untuk membuat anak sadar akan realitas kematian.
Saat ada anggota keluarga yang meninggal, kemungkinan anak akan melontarkan pertanyaan seperti ini, "Bu, apa kematian itu?". Ini bisa jadi cukup mengejutkan bagi Anda. Sebagai orangtua, Anda tidak perlu menunggu momen yang dramatis untuk berbicara dengan anak tentang kematian, cukup berikan jawaban dengan ungkapan seperti "Nenek sudah pergi untuk bergabung dengan kakek di surga" ini bisa menjadi solusi pada awalnya.
Pemahaman mereka pastinya terbatas dan juga mungkin akan bingung. Namun, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan menjelaskan tentang kematian secara singkat dan jujur, tanpa memberikan pidato besar, atau untaian kata bertele-tele.