Liputan6.com, Jakarta Entah apa jadinya bila orang yang selama ini kita percayai dengan tega berselingkuh. Tentu semua orang tidak mengharapkannya. Namun kenyataannya, tidak semua keinginan kita sesuai dengan apa yang terjadi.
Psikolog keluarga Astrid Wen, M. Psi menuturkan, memulihkan trauma akibat perselingkuhan dalam hubungan rumah tangga tidak semudah diucapkan. Namun bila pasangan sama-sama ingin mempertahankan rumah tangga, ada beberapa hal yang perlu dilakukan.
Baca Juga
"Kembali saling percaya, kembali menghilangkan rasa was-was. Dari pihak yang berselingkuh perlu mengeluarkan itikad baik," kata Astrid saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (12/2/2016).
Advertisement
Menurut Astrid, individu yang selingkuh juga harus benar-benar memastikan dirinya bisa dipercaya dan meyakinkan pasangannya kalau itu adalah kesalahan yang tidak akan diulang. "Kepercayaan butuh waktu lama. Perlu sabar karena yang diselingkuhi dalam kondisi trauma. Dan untuk memulihkan trauma butuh waktu yang berbeda-beda setiap orang."
Baca Juga
"Kedua pasangan harus sama-sama berusaha. Susah sih, karena kepercayaan yang sudah dibangun selama ini pondasinya sudah rusak karena salah satu nggak komitmen. Apalagi bila masalah ini terdengar sampai keluarga atau orang lain tahu pasti akan semakin sulit," katanya.
Namun yang penting, kata Astrid, selingkuh itu perlu dipahami. Sebab perselingkuhan bukan hanya sekedar hubungan fisik atau seks tapi juga ada rasa cemburu yang besar yang muncul karena pasangan pernah bertingkah.Â
"Selingkuh secara hubungan emosional lebih berat konsekuensinya ketimbang selingkuh hubungan badan karena emosi tidak terukur. Misalnya, pelaku masih menghubungi orang lain," ujarnya.
Astrid menambahkan, bagi pasangan yang ingin move on dari kasus perselingkuhan, mula-mula Anda bisa menyediakan waktu berdua. "Kembali berkencan menjadi sangat penting. Mengenal kembali pasangan kita dengan pandangan yang baru karena mengenalnya merupakan proses seumur hidup. Biasanya pada setiap masalah kehidupan, kita perlu mengenal kembali karena mungkin hubungan yang dijalani terasa biasa, rutin dan jenuh."
"Miliki waktu berdua dapat membantu proses pengenalan lagi. Komunikasikan segala sesuatu dengan pasangan sehingga hubungan menjadi lancar," pungkasnya.