Ahli Gizi Tak Setuju Bila Bayi Diberi ASI Selama Mungkin

Memberi ASI tidak boleh terlalu lama. Ketika anak sudah berusia 12 bulan harus didampingi dengan sumber makanan lain.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 24 Feb 2016, 17:00 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2016, 17:00 WIB
Gara-gara Pompa ASI di Tempat Kerja, Ibu Baru Dipecat
Memberi ASI tidak boleh terlalu lama. Ketika anak sudah berusia 12 bulan harus didampingin dengan sumber makanan lain.

Liputan6.com, Jakarta Emilia Achmadi, Clinical Dietitian Food & Nutrition Expert Diesease Prevention & Sport Nutrition, tidak setuju bila ada ibu yang menyusui si bayi selama mungkin. "Kualitas ASI akan berubah setelah usia enam sampai 12 bulan," kata Emilia.

Kondisi itu umum terjadi karena secara biologis seorang ibu didesain untuk memiliki anak berikutnya. "Jadi, kalau bayi dipaksa minum ASI saat usia sudah lebih dari 12 bulan, kecenderungan yang terjadi adalah kurang gizi. Karena memang secara alami, kualitas air susu akan berubah dari tiga bulan pertama," ujar Emilia ditulis Rabu (24/2/2016)

Selain itu, perubahan kualitas dan kuantitas protein yang terkandung di ASI pada usia enam bulan tidak akan catch up (mengejar) kebutuhan anak yang sedang tumbuh.

"Makanya, setelah lepas dari enam sampai 12 bulan, ibu harus menambahkannya dengan makanan tambahan," kata Emilia. ASI masih yang paling baik dan tak ada satu pun produsen susu yang mampu menghasilkan susu dengan kualitas melebihi air susu ibu.

"Bukan berarti harus ASI doang, bukan berarti ASI jelek. Tapi ada saatnya ASI harus dikombinasikan dengan yang lain karena kebutuhan si anak terlalu besar dan ASi tidak lagi memenuhi kebutuhannya," kata Emilia menekankan.

Emilia juga tidak menganjurkan orangtua memberi cairan apa pun selain ASI sebelum bayi berusia enam bulan. Kalau memang ibu tidak dapat memproduksi ASI karena alasan apa pun, alternatifnya adalah susu formula. Jangan langsung memberinya susu sapi.

"Karena enam bulan pertama lambung bayi belum siap mengolah makanan lain. Sehingga nantinya anak diare," kata Emilia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya