Liputan6.com, Phoenix - Bagi seorang ibu, melahirkan anak tidak sepenuhnya ‘mengeluarkan’ anak dari dalam tubuhnya. Suatu penelitian membuktikan, ada sel-sel janin yang merembes ke dalam tubuh ibunya dan bisa bertahan hingga bertahun-tahun lamanya.
Dikutip dari Medical Daily pada Jumat (11/3/2016), para peneliti mendapati, selama kehamilan ada sel-sel janin yang merembes dari plasenta ke daerah-daerah lain dalam tubuh ibu. Tim dari Arizona State University meneliti hal itu untuk mengetahui apakah hal demikian baik atau buruk bagi sang ibu.
Baca Juga
Baca Juga
Kejadian untuk menjelaskan sel janin yang melakukan migrasi ke jaringan tubuh ibunya dikenal dengan microchimerism. Kesimpulan dari sejumlah penelitian tentang hal ini masih saling bertentangan.
Advertisement
Peneliti Dr. Amy Boddy menjelasakan kepada Medical Daily demikian, "Sel-sel ini memiliki sifat seperti sel punca, sehingga bisa mengubah diri menjadi jaringan-jaringan tubuh yang berbeda. Ada ratusan hal yang dapat terjadi di dalam tubuh ibu.”
"Kalau sel-sel itu ada dalam darah, mereka akan dibersihkan, tapi sebagian menetap. Bagaimana mereka menetap, kita belum tahu…tapi penelitian menunjukkan bahwa mereka bergabung menjadi jaringan dan mereka berkembang serta bertambah banyak."
Membantu atau Mengganggu?
Melalui penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Biosessays ini, para peneliti itu membaca tulisan yang sudah ada tentang microchimerism untuk melihat apakah ada kemungkinan dampak kepada kesehatan ibu. Pada saat yang sama, mereka secara evolusioner mencoba mencari manfaat migrasi sel janin ini.
Dari sejumlah rujukan, ternyata jaringan-jaringan janin tidak dimusnahkan ketika meninggalkan plasenta untuk berkelana ke dalam tubuh ibu. Nyatanya, jaringan itu bisa bertahan hinga puluhan tahun dan memberikan perlindungan atau, sebaliknya, menambah kerentanan pada jenis-jenis berbeda kanker dan gangguan autoimun seperti artritis rematoid.
Tapi penulis lain dalam penelitian, Melissa Wilson Sayres dari Center for Evolution and Medicine di Biodesign memandangnya tidak semudah itu.
Katanya, “Ini bukan sekedar tarik menarik antara kepentingan ibu dan janin. Ada juga dorongan bersama dalam sistem sang ibu untuk bertahan dan menyediakan gizi dan agar sistem janin supaya bertahan dan meneruskan DNA.”
Para peneliti menduga bahwa microchimerism pada janin memiliki suatu menfaat tertentu penyintasan untuk ibu dan anak, sehingga diduga ada manfaat evolusioner.
Misalnya, jaringan janin dapat memicu tanggapan inflamasi pada di dalam ibu karena dilihat sebagai penyerbu asing oleh sistem kekebalan ibu. Sel-sel kekebalan akan menyerang sel-sel janin seakan menyerang sel patogen. Sejumlah peneliti menduga bahwa inilah alasan mengapa kelainan autoimun lebih banyak terjadi pada wanita.
Tapi diamati juga adanya jaringan janin yang memperbaiki jaringan yang rusak di dalam tubuh wanita. Misalnya, para peneliti mengamati adanya jaringan janin di irisan bedah Caesar.
Atau, sel-sel janin itu tidak melakukan apa-apa. Penelitian sebelumnya mendapati bahwa sel-sel janin berada di dalam paru-paru ibu dan bertahan di sana tanpa mengubah apapun.
Dampak Fisiologis
Untuk bagian tertentu di tubuh ibu, sel-sel janin berdampak pada jaringan payudara. Dari semua ibu yang diteliti, sel-sel janin ada pada sekitar setengah peserta penelitian. Dari sudut pandang evolusi, para peneliti menduga bahwa evolusi bersama sel-sel ibu dan jani selama 160 juta tahun menjadikan sel-sel janin penting untuk pengembangan payudara dan proses menyusui pada ibu hamil.
Mereka yang yakin bahwa sel janin bertindak dengan sengaja dan menguntungkan sang ibu, keberadaan sel janin terkait dengan kemampuan ibu untuk menyusui.
Untuk menguji hal ini di masa depan, para peneliti dapat mengamati apakah wanita yang kesulitan menyusui memiliki sedikit sel-sel janin dibandingkan dengan mereka yang tidak kesulitan.
Di lain pihak, kanker payudara memiliki kaitan yang lebih rumit dengan sel-sel janin ini. Beberapa peneliti mendapati bahwa kaum wanita penderita kanker payudara juga memiliki sedikit sel-sel janin dibandingkan yang sehat. Namun demikian, data lain menyimpulkan bahwa sel-sel janin dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan kanker payudara sesudah kehamilan.
Tiroid juga memiliki hubungan aneh dengan sel-sel janin. Selama kehamilan, tiroid mengatur dan memindahkan panas dari tubuh ibu kepda janin yang sedang berkembang.
Dengan demikian, beberapa pihak yakin bahwa sel-sel janin ada di tiroid sehingga memanipulasi pengaturan panas agar janin dapat menerima lebih banyak panas sehingga merugikan ibu. Selain itu, sejumlah penelitian lain mengamati banyaknya sel-sel janin pada penyakit terkait tiroid semisal tiroidisitis Hashimoto, penyakit Grave, dan kanker tiroid.
Masa Depan
Hubungan sel ibu dengan sel anak tidak terlalu mudah dimengerti, namun para peneliti berharap bahwa hasil penelitian ini membuka jalan untuk mengerti kesehatan ibu dan anak.
Misalnya, mereka percaya bahwa keberadaan sel-sel janin suatu hari nanti dapat membantu diagnosa dan menduga penyakit jangka panjang pada ibu. Bukan hanya itu, sel-sel janin mungkin bisa menjadi cara perawatan untuk mengatasi masalah menyusui, penyembuhan luka dan pengurangan tumor.
Selain itu, Boddy juga mengatakan bahwa pembelajaran lanjutan tentang sel-sel janin dan bagaimana tubuh ibu menerima jaringan itu dapat memiliki implikasi di luar ibu dan anak.
“Langkah berikutnya adalah bahwa jika kita bisa mengerti bagaimana manusia menerima sel-sel asing dalam tubuhnya, dan bagaimana hal itu dapat membawa akibat besar pada transplantasi. Pengertian dinamika bagaimana tubuh ibu dapat atau tidak dapat toleransi sel-sel janin kemungkinan dapat menunjukkan bagaimana penerima donor mentoleransi sel-sel donor," katanya.