Cara Mudah Diagnosis Dini Autisme pada Anak

Kini ada cara baru yang sederhana untuk mengenali secara dini autisme pada anak, yaitu dengan pengamatan arah tatapan mata anak.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 04 Apr 2016, 20:15 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2016, 20:15 WIB
Autisme
Ilustrasi anak dengan autisme. (Sumber sacap.edu.za)

Liputan6.com, Cleveland - Baru saja kita melewati Hari Kesadaran Autisme Dunia (World Autism Awareness Day) yang jatuh pada tanggal 2 April setiap tahun. Sudah banyak kemajuan dalam cara mengenali dan menangani diagnosis tersebut.

Baru-baru ini, para peneliti di Cleveland Clinic dan University of Vermont menemukan cara baru yang sederhana untuk mengenali secara dini autisme pada anak, yaitu dengan pengamatan arah tatapan mata anak.

Para peneliti di Cleveland Clinic di negara bagian Ohio memanfaatkan teknologi pelacak mata untuk melacak lamanya waktu yang diperlukan pasien berisiko untuk fokus pada benda-benda yang berbeda.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti berhasil menentukan secara tepat autisme pada 80 persen orang pasien usia 3-8 tahun dan sebelumnya diduga berisiko tinggi.

Dikutip dari Science Alert pada Senin (4/4/2016), penelitian ini sudah diterbitkan dalam Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry dan dipimpin oleh Thomas Frazier. Katanya dalam suatu pernyataan, “Mencirikan anak dengan autisme merupakan hal kritis guna memberikan intervensi yang tepat untuk mereka sehingga memberikan kehidupan yang lebih baik.”

Ia melanjutkan, “Kurangnya cara obyektif untuk mencirikan anak dengan autisme dapat menjadi hambatan utama pada diagnosis dini. Pelacakan mata dari jauh merupakan cara yang mudah digunakan pada anak-anak kecil dan penelitian kami menunjukkan bahwa cara itu memiliki potensi bagus untuk pencirian.”

“Karena sifatnya obyektif, cara itu dapat meningkatkan penerimaan diagnosis oleh orangtua pasien sehingga memungkinkan anak-anak mereka lebih cepat mendapatkan perawatan.”

Penelitian kedua dilakukan oleh University of Vermont dengan mengamati terawangan pasien selagi melakukan perbincangan verbal guna mengungkapkan hubungan antara perbincangan emosional dengan fokus.

Dalam penelitian yang telah diterbitkan di Research in Autism Spectrum Disorders, terungkaplah bahwa, selama diskusi yang emosional, anak-anak dengan penyimpangan spektrum autisme (autism spectrum disorder, ASD) cenderung fokus pada mulut pembicara, bukan pada mata.

Kini ada cara baru yang sederhana untuk mengenali secara dini autisme pada anak, yaitu dengan pengamatan arah tatapan mata anak: mata lawan bicara atau mulutnya. (Sumber cuplikan video University of Vermont)

Pemimpin penulisan penelitian, Tiffany Hutchins, mengatakan, “Hal yang kita perbincangkan benar-benar berarti bagi anak-anak dengan ASD.”

“Orang bisa mengubah beberapa kata dengan membicarakan apa yang dilakukan, bukannya apa yang dirasakan dan ada dampak jelas pada arah mata mereka mencari informasi.”

Temuan-temuan ini penting bagi pengertian tentang bagaimana sejumlah pasien ASD menghadapi perbincangan emosional karena mereka biasanya luput petunjuk sosial yang lazim yang terbaca lewat mata dan alis.

Terbitan UVM menengarai, “anak-anak dengan ASD kehilangan kesempatan untuk mengerti hubungan antara ekspresi wajah dan pemikiran yang mendasarinya karena mereka mengabaikan begitu banyaknya pengertian sosial yang ditunjukkan melalui mata.”

Sejumlah program perawatan menganjurkan anak-anak dengan autisme agar mereka melihat ke mata rekan bicaranya, Ashley Brien, penulis lain dalam penelitian, mengatakan, “Beberapa intervensi yang digunakan tidak teruji secara waktu atau berdasarkan kepada bukti. Kami berharap dapat mengubahnya.”

Tim tersebut berhasil mengamati kecenderungan itu menggunakan perangkat-perangkat yang sudah ada, yaitu sebuah sistem Mirametrix S2 Eye Tracker dan Skype. Nantinya, temuan ini dapat membantu ahli terapi bicara untuk menangani mereka yang memiliki ASD.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya