Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda pecinta film, pasti tidak ketinggalan menonton The Conjuring 2. Film sekuel ini sukses digandrungi bukan hanya di Amerika tapi juga di Indonesia.
Namun pernahkah Anda berpikir, mengapa sebagian besar dari kita menyukai film horor seperti The Conjuring 2 ini?
Baca Juga
Mengutip Zeenews, Selasa (14/6/2016), film horor ternyata banyak diminati penonton di seluruh dunia karena sadar atau tidak, naluri paling dasar manusia adalah menyukai segala hal yang menyenangkan, mengerikan, kegilaan serta segala hal berbau supranatural.
Advertisement
Seperti halnya saat kita menonton film horor, ada sensasi yang menakutkan yang membuat telapak tangan berkeringat, suhu kulit menurun, dan otot menjadi tegang. Semakin banyak hal-hal ini terjadi, semakin kita merasa ketakutan maka sebagian orang menganggap, semakin dia menikmati film.
Jadi, mengapa orang tertarik mendapatkan sensasi menakutkan itu? Secara psikologis, ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa film horor seperti The Conjuring 2 ini begitu menarik, yaitu:
Katarsis
Filsuf Yunani Aristoteles mengemukakan, orang tertarik pada cerita menakutkan dan kekerasan yang dramatis karena memberi mereka kesempatan untuk membersihkan emosi negatif--proses itu disebutnya katarsis. Intinya, ketika kita mengikuti teori ini, kita akan menonton film kekerasan atau bermain video game kekerasan untuk melepaskan perasaan terpendam.
Psikoanalitik
Teori Psikoanalitik ditemukan oleh Freud dan Jung. Menurut Freud, film horor adalah manifestasi luar biasa karena melibatkan ego yang tidak asing untuk individu. Sedangkan Jung berpendapat, horor merupakan gambaran nyata bahwa ada gambaran primordialisme (sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya).
Curiosity
Curiosity
Sebagai manusia yang dilahirkan dengan otak superaktif, kita pasti banyak penasaran. Dalam teori ini dijelaskan, manusia senang terkejut dan ingin tahu. Itu sebabnya beberapa orang suka menonton film horor karena mereka ingin mengalami sendiri pengalaman yang kompleks dan konten emosional yang ekstrem.
Adrenalin
Ketika kita menonton film horor, kemudian kita bisa menghadapi ketakutan itu walaupun hanya melihat rasanya kita bisa menghadapi itu. Untuk sementara waktu, rasanya bukan hanya menghibur, tapi berubah menjadi pelepasan ketegangan, berulang-ulang sampai katarsis. Jadi, hanya dalam waktu singkat, kita seolah menikmati rasa euforia lega di akhir dan menikmati adrenalin ketakutan yang aman.
Proses transfer eksitasi
Ini adalah teori penting dalam film menakutkan. Menurut penelitian Glenn Sparks, ketika orang-orang menonton film menakutkan, detak jantung, tekanan darah dan respirasi meningkat. Setelah film selesai, gairah fisiologis ini tetap hidup, katanya. Itu berarti, setiap emosi positif Anda diintensifkan. Alih-alih berfokus pada ketakutan yang Anda rasakan selama film, Anda justru merasa senang. Dan Anda akan ingin datang kembali untuk menonton hal yang lebih mencekam.
Semangat
Seorang ilmuwan juga mengatakan bahwa orang menikmati kegembiraan--bahkan jika itu dari sumber yang negatif--bisa menjadi sangat membosankan.
Mencari sensasi
Teori lain berhubungan dengan tipe kepribadian mencari sensasi. Ya, ada beberapa orang yang senang mencari sensasi gairah tertentu melalui pengalaman pribadinya, termasuk saat seseorang ingin menonton film horor.
Keselarasan disposisional
Orang-orang tampaknya menikmati kekerasan di film horor. Pengamatan ini memunculkan teori keselarasan disposisional yang menurut hipotesis para ahli, sikap ini dibangun dengan menghadirkan perspektif baru yang membuat seseorang cenderung bersikap sangat baik atau sangat tidak menyukai hal-hal di sekitarnya.
Mencintai atau membencinya, film horor seperti The Conjuring 2 ini akan terus memberi makan kebutuhan utama kita untuk menjadi takut.
Advertisement