Liputan6.com, Jakarta Maaf, satu kata sederhana namun memberi kekuatan besar yang mampu menyembuhkan tak hanya bagi yang diberi maaf namun juga pemberi maaf. Sadarkah Anda bahwa memaafkan kesalahan orang lain memberi dampak yang besar bagi kesehatan kita?
Sebuah penelitian terbaru dari Journal of Health Psychology, seperti dikutip dari Time, Jumat (17/6/2016), mengungkapkan fakta memaafkan diri sendiri atau orang lain bisa membantu kita terbebas dari rasa stres, depresi serta menghindarkan kita dari gangguan mental.
Baca Juga
Hasil ini diperoleh atas penelitian terhadap 148 orang dewasa muda yang mengisi kuisioner untuk mengukur tingkat stres, kesehatan mental dan kecenderungan mereka untuk memaafkan.
Advertisement
Dari penelitian tersebut ditemukan fakta, mereka yang selama masa hidupnya menyimpan dendam dan tak mau memaafkan memiliki kesehatan mental dan fisik yang lebih buruk serta mengalami tingkat stres yang tinggi dan berkepanjangan.
Sementara orang-orang yang sangat pemaaf baik terhadap diri mereka sendiri maupun orang lain, memiliki kepribadian menarik dan kuat dan terhindar dari stres dan gangguan mental sepanjang hidupnya.
"Jika semua kesalahan orang lain terhapus dengan memaafkan dan menjadi nol, Anda akan lepas dari stres dengan cara yang tak tanggung-tanggung,”kata Profesor Psikologi di Universitas Luther, Iowa, Loren Toussaint.
Kepribadian memaafkan ini pada akhirnya akan melindungi seseorang dari stres dan depresi berat. Para peneliti pun berspekulasi bahwa orang-orang yang lebih pemaaf ini mungkin memiliki keterampilan mengelola dan mengatasi stres.
Sampel orang dalam studi ini kecil, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami manfaat menjadi lebih pemaaf. Tapi Toussaint mengatakan ia percaya "100 persen" bahwa pengampunan dapat dipelajari.
Banyak terapis bekerja untuk menumbuhkan pengampunan pada kliennya. Bahkan mengucapkan doa pendek atau meditasi singkat tentang pengampunan dapat membantu orang untuk lepas dari ketegangan, stres, dan rongrongan emosi negatif.