Aborsi Berulang Bikin Wanita Tak Subur?

Akankah aborsi berdampak pada kesuburan wanita jika dilakukan lebih dari satu kali?

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 30 Jun 2016, 18:00 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2016, 18:00 WIB
4 Alasan Wanita Lakukan Aborsi
Banyak wanita yang juga merasa terpaksa melakukan aborsi, bukan hanya keinginannya sendiri. Ini dia alasannya.!

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak alasan sehingga seorang wanita harus melakukan aborsi. Bisa karena ketidaksiapan secara mental dan finansial, karena masalah kesehatan, atau alasan lainnya. Namun, yang jadi pertanyaannya, akankah aborsi berdampak pada kesuburan wanita jika dilakukan lebih dari satu kali?

Para ahli berpendapat, bila aborsi dilakukan dengan prosedur yang aman dan dilakukan oleh petugas medis yang resmi tidak akan berdampak pada kesuburan Anda di masa depan.

Ahli kesehatan wanita, Jennifer Wider, MD, mengatakan, "Umumnya dokter tidak akan merekomendasikan aborsi sebagai cara untuk mencegah kehamilan. Wanita yang menjalani aborsi dengan ditangani oleh petugas kesehatan profesional di lingkungan yang aman dan steril biasanya tidak akan mengalami masalah kesuburan di masa depan."

Tapi kemungkinan benar Anda akan berisiko mengalami keguguran atau komplikasi kehamilan di masa depan, melansir laman Glamour, Kamis (30/6/2016). "Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa wanita yang pernah menjalani beberapa kali aborsi bisa melahirkan prematur atau berat badan bayi kurang, tapi penyebab hal tersebut masih belum jelas," ujar Dr Wider.

"Bisa jadi karena wanita yang pernah menjalani beberapa kali aborsi memiliki faktor risiko lainnya yang meningkatkan risiko mereka mengalami hal-hal tersebut ketimbang aborsinya sendiri. Diperlukan lebih banyak studi untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas," lanjutnya.

Dengan kata lain, aborsi hanya berkorelasi, bukan penyebab risiko kesehatan tersebut.

Sejauh ini juga tidak ada aturan medis mengenai berapa banyak seorang wanita boleh menjalani aborsi, jelas Dr Wider. "Ini merupakan keputusan pribadi dan sebaiknya biarkan wanita tersebut mendiskusikannya dengan dokter mereka," kata Dr Wider.

Peneliti menemukan, prosedur aborsi pada kehamilan trimester pertama merupakan prosedur medis yang aman, dengan risiko komplikasi paling kecil. Prosedur ini juga dianggap memiliki lebih sedikit bahaya ketimbang melahirkan. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Obstetrics & Gynecology pada 2012 menemukan, wanita 14 kali lebih berisiko meninggal akibat komplikasi saat melahirkan ketimbang dalam proses aborsi. 

 

 

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya