Liputan6.com, Jakarta Mariyuana atau dikenal sebagai ganja telah banyak diteliti dapat mempengaruhi otak. Entah meningkatkan risiko psikosis, mengurangi kecerdasan, merusak syaraf otak, dan sebagainya. Tapi bagaimana otak terpengaruh mariyuana?
Berikut tujuh fakta mencengangkan dari mariyuana yang mempengaruhi otak, sebagaimana dilansir dari Livesciene, Sabtu (2/7/2016)Â
Baca Juga
1. Mariyuana dan Psikosis
Advertisement
Psikosis merupakan efek yang paling banyak dan paling sering dirasakan konsumen. Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa orang yang sering mengonsumsi mariyuana berisiko tinggi mengalami gangguan mental psikosis, seperti skizofrenia yang memiliki gejala halusinasi dan paranoid dibanding dengan orang yang tidak pernah sama sekali mengonsumsinya.
2. Pipa rokok dan IQ
Dalam beberapa penelitian dikatakan bahwa remaja yang sering menghisap mariyuana berisiko tinggi mengalami penurunan IQ saat tuanya.
3. Ukuran otak
Sebuah penelitian mengungkap, orang-orang yang telah merokok ganja setiap hari selama setidaknya empat tahun memiliki volume yang lebih kecil dari materi abu-abu di daerah otak yang disebut korteks orbitofrontal, yang penelitian sebelumnya telah dikaitkan dengan kecanduan.
Tapi para peneliti juga menemukan bahwa otak para pengguna ganja kronis menunjukkan konektivitas yang lebih besar, yang umumnya merupakan ukuran seberapa baik informasi perjalanan antara bagian-bagian berbeda dari otak.
Para peneliti mengatakan mereka tidak tahu pasti mengapa penggunaan ganja kronis terkait dengan perubahan otak ini, tetapi mereka pikir itu mungkin ada hubungannya dengan THC (tetrahydrocannabinol), bahan psikoaktif utama ganja. Hal ini karena THC telah terbukti mempengaruhi reseptor cannabinoid, yang terlibat dalam nafsu makan, memori dan suasana hati, dan hadir dalam jumlah besar di korteks orbitofrontal.
4. Sistem pengenalan otak
Hasil dari sebuah penelitian menunjukkan orang yang sering menghisap mariyuana ketika diberikan gambar alat yang sering dipakai untuk merokok akan cepat merespon dibanding saat diberikan gambar buah atau makanan kesukaannya. Sehingga terlihat mereka yang kecanduan lebih mementingkan mariyuana dibanding buah atau makanan favoritnya.
5. Bising saraf
Kebisingan saraf dapat diakibatkan oleh dua faktor, setelah pemberian THC atau setelah pemberian plasebo. Tapi hasil penelitian menunjukkan bahwa THC memberi dampak yang lebih besar ketimbang plasebo. THC memberi dampak psikosis terhadap orang yang sering menghisap mariyuana yang berakibat meningkatnya kebisingan saraf.
6. Nafsu makan
Mariyuana dapat berdampak pada saraf tertentu di otak yang akan menekan nafsu makan. Mungkin hal inilah yang menyebabkan mengapa orang yang sudah merokok akan terasa lapar.
Para ilmuwan berharap bahwa neuron yang biasanya menekan nafsu makan akan dimatikan oleh upaya mereka untuk merangsang selera makan. Tapi, ternyata neuron benar-benar diaktifkan, karena mereka telah beralih melepaskan zat kimia yang mempromosikan rasa lapar, ungkap seorang profesor neurobiologi di Universitas Yale sekaligus penulis studi Dr Tamas Horvath.Â
7. Mariyuana dan Otak Remaja
Pada penelitian yang mengambil sampel remaja berusia 15-19 tahun, ditemukan efek dari menghisap mariyuana yaitu volume otak yang cenderung mengecil. Hasil yang lain mengatakan jika memiliki riwayat skizofrenia maka risiko penyakit tersebut menurun ke remaja tersebut akan lebih tinggi, dimana korteks otak semakin hari semakin menipis.
Â
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.