Liputan6.com, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba di ibu kota Indonesia, Jakarta, pada hari Selasa (11/2) setelah mengakhiri kunjungan resmi dua hari ke Malaysia.
Situs Anadolu Agency yang dikutip Rabu (12/2/2025) menyebut bahwa Presiden Turki Erdogan tiba di Indonesia pada pemberhentian kedua dalam tur Asia. Dengan kata lain, Indonesia jadi negara ke-2 di Asia yang dikunjungi oleh pemimpin Turki.
Advertisement
Baca Juga
Adapun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan disambut oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto, Duta Besar Turki untuk Jakarta Talip Kucukcan, dan pejabat lainnya di Bandara Militer Halim Perdanakusuma.
Advertisement
Rombongan presiden Turki antara lain ibu negara Emine Erdogan, Menteri Luar Negeri Hakan Fidan, Menteri Pertahanan Yasar Guler, dan Menteri Energi Alparslan Bayraktar.
Erdogan dan ibu negara berfoto dengan anak-anak Indonesia yang menyambut mereka dengan bendera Turki dan Indonesia, saat mereka tiba di hotel tempat mereka akan menginap selama kunjungan mereka.
Presiden Erdogan kemudian mengadakan pertemuan bilateral dengan mitranya dari Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor pada hari Rabu (12/2), dan juga menghadiri pertemuan pertama Dewan Kerja Sama Tingkat Tinggi, upacara penandatanganan perjanjian, dan konferensi pers bersama.
Presiden Erdogan memulai tur Asia -- kunjungan empat hari yang meliputi Malaysia, Indonesia, dan Pakistan-- pada Minggu (9/2).
Pertemuan Erdogan di negara-negara tersebut akan difokuskan pada peningkatan kerja sama di berbagai bidang, serta topik-topik hangat dalam agenda internasional, mulai dari konflik Palestina-Israel hingga situasi di Suriah, serta konflik Rusia-Ukraina, dikutip dari laman Daily Sabah, Selasa (11/2).
Tur Asia Presiden Turki Dimulai dari Malaysia
Persinggahan pertama Presiden Erdogan adalah Malaysia, yang terakhir dikunjunginya pada tahun 2019. Kunjungan tersebut menghasilkan momentum baru dalam hubungan Turki-Malaysia.
Malaysia, anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah bergabung dengan Kelompok Kontak Gaza yang terdiri dari para diplomat tinggi bersama Turki, dalam upaya untuk menemukan solusi diplomatik guna menghentikan serangan Israel terhadap daerah kantong Palestina tersebut.
Malaysia juga menjalin kerja sama erat dengan Turki dalam industri pertahanan dan khususnya tertarik pada produk pertahanan maritim yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan Turki.
Perusahaan pertahanan terkemuka Turki, STM, menandatangani nota kesepahaman untuk pembelian tiga kapal perang korvet Turki oleh Malaysia tahun lalu.
Kapal-kapal tersebut akan diserahkan kepada Angkatan Laut Malaysia dalam waktu tiga setengah tahun dan akan memiliki panjang hampir 100 meter, bobot mati 2.500 ton, kecepatan maksimum 26 knot, platform pendaratan helikopter, dan kapasitas untuk lebih dari 100 personel.
Malaysia juga merupakan anggota D-8. Dibentuk pada tahun 1997 di Istanbul, badan internasional tersebut juga mencakup Turki, Iran, Pakistan, Bangladesh, Indonesia, Mesir, dan Nigeria.
Selain itu, Turki juga merupakan mitra penting dan ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun 2025.
Turki telah berpartisipasi dalam pertemuan puncaknya sejak tahun 2013. Kedua negara menandatangani perjanjian perdagangan bebas pada tahun 2014, yang pertama antara negara anggota ASEAN dan Turki.
Perjanjian tersebut mencakup layanan, investasi, dan e-commerce. Selama bertahun-tahun, Turki menjadi mitra dagang dan investasi yang sedang naik daun bagi negara Asia tersebut, dengan kolaborasi komersial yang berkembang khususnya dalam industri kedirgantaraan, produksi kimia, dan produksi pangan. Dalam dekade terakhir, Turki menerima banyak tamu penting dari Malaysia, termasuk Raja Malaysia pada tahun 2022.
Advertisement
Tur Asia Lanjut ke Pakistan dari Indonesia
Persinggahan terakhir Erdogan adalah Pakistan, yang hubungannya dengan Turki mencapai tingkat tertinggi di bawah masa jabatan presiden Turki berturut-turut.
Kedua negara khususnya meningkatkan kerja sama dalam industri pertahanan, dengan kesepakatan yang ditandatangani untuk akuisisi kapal angkatan laut dan kendaraan udara nirawak (UAV). Pakistan adalah negara pertama yang menandatangani kesepakatan untuk membeli kapal angkatan laut buatan nasional Turki sebagai bagian dari proyek MILGEM (Kapal Nasional).
Pada tahun 2019, Turki meluncurkan inisiatif Asia Anew untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia. Menurut Kementerian Luar Negeri Turki, hal itu bertujuan untuk memanfaatkan peluang potensial untuk kerja sama dengan negara-negara Asia.
Prakarsa ini mencakup kebijakan berdasarkan kepentingan dan tujuan bersama melalui pendekatan regional, sub-regional, dan spesifik negara.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)