Eddy Silitonga Meninggal Akibat Komplikasi Diabetes

Eddy Silitonga meninggal dunia. Pria yang dikenal dengan lagu 'Mama' meninggal karena komplikasi penyakit diabetes dan jantung.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 25 Agu 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2016, 19:00 WIB
Eddy Silitonga
Eddy Silitonga (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Musisi kawakan Eddy Silitonga mengembuskan napas terakhir pada Kamis, 25 Agustus 2016. Pria yang dikenal dengan lagu Mama ini meninggal karena komplikasi penyakit diabetes dan jantung.

Salah satu saudara Eddy, Anton Silitonga memaparkan kepada Health-Liputan6.com kakaknya ini memang memiliki penyakit diabetes.

"Ketika dilarikan ke rumah sakit, kita baru tahu abang ini ada penyakit diabetes. Mungkin abang tidak ingin orang lain tahu dan jadi pikiran," kata Anton.

Sehari sebelum meninggal, Eddy sempat alami serangan jantung. Hingga akhirnya pada Kamis (25/8/2016) menghembuskan napas terakhir, dini hari.

Lalu, sebenarnya bagaimana penyakit diabetes bisa menyebabkan komplikasi penyakit? 

Menurut dokter Wismandari Wisnu, Sp.PD KEMD dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, diabetes mampu menyebabkan masalah pada organ-organ vital seperti jantung, otak, ginjal, kaki, ginjal, mata dan saraf. Hal ini terkait dengan adanya penyempitan dan pengerasan pada pembuluh darah.

"Diabetes sering disebut sebagai silent killer karena dari diabetes itu seseorang bisa mengalami berbagai komplikasi dan berujung pada kematian. Pasien-pasien diabetes itu akan meninggal karena komplikasi yang timbul. Penyebab kematian pada pasien diabetes yang tersering adalah dikarenakan sakit jantung," kata dokter Wismandari.

"Komplikasi lain adalah stroke, luka di kaki yang sukar sembuh, gagal ginjal, neuropati (saraf) dan kebutaan. Semua komplikasi diabetes tersebut berkaitan dengan kualitas pembuluh darah yang tidak baik," kata dokter Wismandari saat dihubungi Health-Liputan6.com.

Diabetes merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak mampu memproduksi cukup insulin. Sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah dalam tubuh, hal tersebut akan menyebabkan peradangan di pembuluh darah.

Proses peradangan yang menahun di pembuluh darah akan membuat pembuluh darah pasien diabetes menjadi menyempit. Hal ini karena adanya timbunan lemak di dinding pembuluh darah. Hal ini dapat menyumbat pembuluh darah dan membuatnya menjadi mengeras dan kaku. Kondisi ini pada akhirnya dapat mengganggu sirkulasi darah dan menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi, aterosklerosis, penyakit pembuluh darah otak, penyakit arteri koroner, serangan jantung, dan stroke.

Sekitar 60-70 persen orang diabetes meninggal karena adanya masalah pada jantung. Gagal jantung dan serangan jantung merupakan dua komplikasi penyakit yang berawal dari diabetes. 

"Pembuluh darah dengan banyak timbunan lemak dan keras akan membuat pasokan oksigen ke otot jantung berkurang, sehingga fungsi pompa jantung akan menurun. Pada kondisi yang kronik, lama kelamaan jantung kelelahan sehingga terjadilah gagal jantung." kata dokter Wismandari.

Selain gagal jantung, pasien diabetes juga bisa alami serangan jantung. "Bila pembuluh darah menyempit dan mengeras, ditambah darah yang kental, akan membuat jalan darah jadi lebih lambat mempermudah pembuluh darah menjadi tersumbat. Tersumbatnya bisa dimana saja. Jika di jantung, namanya sakit jantung koroner," katanya.

"Sementara itu, bila sumbatannya di pembuluh darah otak, maka terjadilah stroke. Sedangkan jika penyumbatan terjadi di pembuluh darah kaki, akan membuat luka di kaki menjadi sukar sembuh dan bisa berujung pada amputasi", kata dokter yang juga praktek di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta ini. 

 

 

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya