Liputan6.com, Jakarta Pengakuan Ario Kiswinar Teguh yang mengaku sebagai anak kandung yang tidak diakui motivator Mario Teguh, membuat publik terkejut dan penasaran. Keduanya saling bicara mengenai "kebenaran" sejak perceraian Mario Teguh pada 1993 silam.
Menurut versi Ario, sang ayah--Mario Teguh--tidak pernah menyantuninya, apalagi mengirimkan uang. Sementara, menurut Mario Teguh, hadiah yang pernah diberikannya selalu dibuang.
Baca Juga
Perihal pengakuan anak, Ario bersikeras kalau dia memiliki bukti hukum yang menunjukkan kalau dia anak kandung Mario Teguh. Di sisi lain, Mario Teguh berdalih kalau Ario adalah anak dari pria lain dan mantan istrinya.
Advertisement
"Sebagai laki-laki, bagaimana saya menerima ikhlas jika perempuan yang dicintainya memberi anak bukan dari saya?" kata Mario beberapa waktu lalu saat diwawancarai Kompas TV.
Pakar Deteksi Kebohongan, Handoko Gani, MBA, BAII, mencoba menganalisis pernyataan Ario dan Mario Teguh yang dia tulis dalam laman pribadinya.
Menurut Handoko, ada teknik yang ia lakukan untuk mendeteksi kebohongan. Selain membaca panca indera mata, hidung, mulut, tangan, kata-kata, gerak gerik, nada bicara dan setiap gerakan tubuh, ada pula teknik analisis verbal Scientific Content Analysis (SCAN).
Misalnya, saat Ario diwawancarai Presenter Hitam Putih, Deddy Corbuzier, jawaban Ario terlihat tidak meyakinkan.
"Setelah Deddy bertanya, 'dan Anda tidak diakui?', Ario terlihat diam sejenak, mata lirik ke kanan jari-jari tangan kanan mengetuk sofa, sebelum berkata. Kemudian dia tidak mengangguk kemudian berkata 'kelihatannya begitu', bukan dengan kata 'ya' atau 'tidak'. Kata ini mengisyaratkan keraguan atau ketidakyakinan, secara linguistik," tulis pria yang juga penulis buku Mendeteksi Kebohongan, Sabtu (10/9/2016).
Secara ilmu SCAN, kata Handoko, cara menjawab pertanyaan ini adalah pertanda investigator harus memverifikasi sekali lagi, secara spesifik dan lebih mendalam.
Tak hanya wajah, suara, kata-kata atau gaya bicara Ario, tangan kanan Ario yang mengetuk-ngetuk sofa, kemudian tangan kanan diangkat ke atas dan kembali mengetuk-ngetuk sofa beberapa kali sebelum akhirnya berhenti sebelum Deddy bertanya perihal bukti-bukti surat keluarga menunjukkan beberapa hal.
"Ada lima kemungkinan tentang gestur tangan Ario ini, pertama adalah kebiasaan, kedua adalah nervous, ketiga adalah gestur untuk menyakinkan orang lain. Dan keempat adalah caranya menenangkan diri saat interview, dan kelima adalah gestur kekesalan atau protes terhadap seseorang," ujar Handoko.
Selebihnya, Anda bisa melihat jawaban-jawaban Ario ini sangat firm tanpa jedah nodding (anggukan), ketidakselarasan ekspresi wajah, gestur termasuk nodding, suara, kata-kata dan gaya bicara.
"Hipotesis awal saya bisa saja Ario anak seseorang yang bernama 'Mario Teguh'. Namun, hipotesis perlu diuji barang bukti. Tanpa barang bukti, hipotesis-hipotesis bisa salah, termasuk soal Ario," ungkapnya.
Apakah Mario Teguh Bohong?
Apakah Mario teguh bohong?
Untuk menganalisis Mario Teguh, Handoko menggunakan video wawancara eksklusif Mario Teguh di Kompas TV.
"Saya mencatat ada dua kali Pak Mario Teguh tidak menjawab pertanyaan langsung dari host. seperti, 'apa benar Ario ini anaknya?'. Saat dua kali menjawab secara tidak langsung tersebut, Pak Mario Teguh memilih menjelaskan tentang latar belakang pernikahannya," kata Handoko.
Hingga di menit 1:41:31, Handoko menemukan adanya pergeseran poros tubuh Pak Mario ke kanan dengan ekspresi wajah di menit 01:41:32-33, saat beliau menjawab pertanyaan tersebut. Dan bila Anda slow motion antara menit 01:41-33-34 tersebut, perhatikan bibir beliau yang tidak langsung mengeluarkan kata.
"Akhirnya kalimat pertama yang keluar dari mulut beliau adalah, 'secara resmi memang ditulis' (di menit 01:41:34). Tapi ada perbedaan gerak gerik poros tubuh ini yang dihipotesiskan, ada ketidaknyamanan atau kecemasan ketika ia ditanya begitu," ujar Handoko.
Mari selami pernyataan Pak Mario: “secara resmi memang ditulis” atas pertanyaan host: “Apakah Ario Kiswinar Teguh itu adalah Putra Bapak”. Hal ini selaras dengan pernyataan Ario bahwa ia anaknya.
"Saya melihat tidak ada kebohongan pada pengakuan Ario tentang Mario Teguh sebagai bapaknya. Saya juga tidak melihat adanya kebohongan pada pengakuan Pak Mario tentang Ario. Namun, saya masih melihat celah keraguan pada Pak Mario terkait anaknya. Karena Pak Mario melandasi keyakinan Ario bukan anaknya dari pengakuan sang Ibu Ario (mantan istri)," kata Handoko.
Padahal, Mario (saat itu dan saat ini) tidak menganalisis dengan teknik forensic lie detector. Namun, memang kita bisa melihat masih adanya memori “marah” terhadap mantan istrinya (yang mungkin terkait dengan isu perselingkuhan yang membuahkan Ario sebagai anak dari selingkuhannya tersebut).
"Saran saya adalah melakukan tes DNA," ujar Handoko.
Handoko menambahkan, kita belum bisa melabel Mario Teguh menelantarakan anak apabila belum tau kebenarannya, terutama dari sang Ibu Ario. "Saya mengimbau agar tidak mencaci maki Pak Mario Teguh berbohong atau ayah yang jahat menelantarkan anaknya. Kenapa? Karena sekali lagi, kuncinya adalah pengakuan sang ibu dan pada darah yang mengalir di mana perlu tes DNA untuk membuktikannya," kata Handoko.
Advertisement