Meski Telah Vasektomi, Pria Bisa Tetap Menularkan Virus Zika

Seorang pria di Spanyol mungkin telah menularkan virus Zika kepada istrinya

oleh Gina Melani diperbarui 27 Sep 2016, 07:30 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2016, 07:30 WIB
Virus Zika
Ilustrasi Foto Virus Zika (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria di Spanyol mungkin telah menularkan virus Zika kepada istrinya melalui hubungan seks, meskipun dia sebelumnya telah menjalani vasektomi.

Pria berusia 53 tahun tersebut mengatakan telah pergi berlibur ke pulau-pulau Maladewa di Samudera Hindia pada awal Februari tahun ini. Pasangan suami istri ini pun menghabiskan 10 hari di pulau-pulau, dan kembali ke Madrid pada pertengahan Februari.

Kemungkinan mereka digigit nyamuk selama berlibur. Dalam beberapa hari setelah mereka kembali, pria itu didiagnosis terinfeksi Zika, yang gejalanya termasuk demam, ruam, sakit kepala dan nyeri sendi, yang hilang setelah sekitar satu minggu.

Ketika pria itu hampir sepenuhnya pulih dari infeksi, pasangan tersebut melakukan hubungan seksual tanpa kondom.

Seperti dilaporkan Livescience, Senin (26/9/2016), pada pria yang pernah menjalani vasektomi, sperma dari testis tidak dapat dialirkan. Orang-orang ini masih ejakulasi air mani saat berhubungan seks, tetapi air mani ini tidak mengandung sperma (sperma adalah sel reproduksi laki-laki, sedangkan air mani biasanya campuran sperma dan cairan lainnya).

Seminggu kemudian, (dua minggu setelah pria menunjukkan gejala awal) pada wanitanya ditemukan gejala Zika.

Dokter menguji sampel darah dan urine dari suami dan istri, serta sperma suami. Sampel urine wanita dinyatakan positif virus Zika, seperti yang dilakukan sampel air mani pria itu. Dugaannya, pasangan tersebut terinfeksi ketika pergi ke Maladewa.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), wanita itu tidak mengalami gejala sampai 18 hari setelah dia kembali dari perjalanan. Diperkirakan bahwa masa inkubasi untuk Zika adalah antara tiga dan 12 hari.

"Ini adalah pertama kalinya kita melihat transmisi seksual virus Zika dari seorang pria dengan vasektomi," tulis laporan itu.

Dokter mampu mendeteksi virus Zika menular dalam air mani pria itu hingga 69 hari setelah ia pertama kali menunjukkan gejala. Ini adalah periode waktu yang lama bahwa virus Zika menular telah terdeteksi dalam air mani, kata laporan itu.

Kasus ini menunjukkan bahwa virus Zika mungkin ada dalam cairan lainnya yang berbentuk sperma, seperti cairan dari kelenjar reproduksi laki-laki, atau sekresi cairan pra-ejakulasi.

Rekomendasi kesehatan masyarakat untuk menjadikan data ini sebagai bahan pertimbangan dalam mencegah penularan virus Zika. 

WHO saat ini merekomendasikan laki-laki dan perempuan yang kembali dari daerah dengan transmisi Zika harus menggunakan perlindungan selama sedikitnya enam bulan setelah mereka kembali.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya