Liputan6.com, Jakarta Badan Li Cun (46) termasuk gemuk dengan bobot 80 Kg dan tinggi 154 Cm. Tapi ia berhasil menurunkan berat badan 10 kg dalam dua bulan dengan mengurangi hormon lapar.
Li Cun menderita gangguan ginjal serius ketika berobat di rumah sakit di Chengdu pada akhir Agustus. Masalah ginjalnya akan berakibat fatal apabila Li tidak bisa menurunkan berat badan.
Baca Juga
"Usaha-usaha pasien sebelumnya untuk menurunkan berat badan gagal semua," kata Ren Yi, Wakil Kepala Departemen Terapi Intervensi di rumah sakit.
Advertisement
Li Cun akhirnya menggunakan prosedur baru dengan memblokir arteri perut dengan butiran kecil gelatin. Operasi ini kurang invansif dibanding operasi lambung, sehingga mengurangi risiko kehilangan darah dan infeksi.
Dokter mencoba memblokir arteri lambung kiri, sehingga prosedur tersebut memotong suplai darah ke bagian perut yang menjadi rumah sel-sel yang melepaskan ghrelin, hormon yang merangsang nafsu makan atau dikenal sebagai hormon lapar. Prosedur tersebut membunuh sel-sel, mengurangi jumlah hormon yang dilepaskan, dan membuat orang merasa lebih cepat kenyang.
Selama beberapa dekade, embolisasi arteri lambung telah digunakan untuk menghentikan pendarahan lambung. Namun sebuah studi tentang bagaimana hal itu bisa digunakan untuk pengobatan pada dirinya sendiri mulai dalam dua tahun terakhir.
Prosedur ini diuji di Johns Hopkins University di Amerika Serikat tahun lalu. Para peneliti memperkirakan teknik ini bisa membantu pasien kehilangan 10 persen dari berat badan mereka.
"Dibandingkan dengan bypass lambung, hasil prosedur baru ini lebih sedikit luka dan pasien lebih cepat pulih," kata Ren.
Li, yang menerima pengobatan pada 6 September, keluar dari rumah sakit empat hari kemudian. Dalam pemeriksaan terbarunya, ia menimbang 71 kg, kehilangan setidaknya 10 kg.
"Saya bergerak jauh lebih mudah dan merasa lebih nyaman dengan segala sesuatu yang saya lakukan," kata Li.
Meskipun Li sukses, Ren memperingatkan, pengobatan mungkin tidak cocok untuk semua orang.
"Kami merekomendasikan pengobatan hanya untuk mereka yang menderita obesitas sebagai akibat dari kelebihan makan saja, dan yang obesitas telah menyebabkan komplikasi serius, seperti dalam kasus Li," kata Ren seperti dilansir Ecns, Kamis (17/11/2016).