Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

6 Alasan Vagina Terasa Sakit dan Nyeri

Vagina merupakan organ penting setiap wanita, oleh karena itu harus sangat dijaga kesehatan maupun kebersihannya.

oleh Tassa Marita Fitradayanti diperbarui 24 Nov 2016, 19:30 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2016, 19:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta Vagina merupakan organ paling penting yang dimiliki setiap wanita. Oleh karena itu, harus sangat dijaga kesehatan maupun kebersihannya. Namun terkadang rasa nyeri bisa muncul di area tersebut, apa kira-kira penyebabnya?

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini adalah enam penyebab paling umum yang sering menyebabkan nyeri di vagina Anda menurut seorang profesor klinis obstetri dan ginekologi Yale School of Medicine, Mary Jane Minkin, M.D., seperti dilansir dari Womenshealthmag, Kamis (24/11/2016):

1. Herpes

Penyebab pertama nyeri pada vagina Anda bisa karena herpes alat kelamin karena Anda kemungkinan besar mengidap penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS).

“Pasien saya biasanya menelepon ketika mereka menemukan benjolan di vaginanya. Lalu saya tanyakan, ‘apakah terasa sangat sakit?’. jika jawabannya ya, kemungkinan itu herpes. Namun jika tidak, itu bukan herpes,” ujarnya.

Selain itu menurutnya, jika Anda menemukan benjolan atau lecet yang seharusnya tidak ada di vagina Anda, segera konsultasi dengan dokter. Walaupun tidak ada obat untuk herpes, tapi dokter bisa memberikan obat-obatan yang membantu kurangi frekuensi kemunculannya sekaligus mengurangi rasa sakit.

2. Infeksi jamur

“Walaupun kondisi ini biasanya tidak sakit, namun mereka bisa membuat Anda merasa kering dan gatal di vagina, sehingga beberapa wanita menafsirkannya sebagai rasa nyeri,” kata Minkin.

Walaupun Anda bisa mengobatinya dengan obat bebas yang dijual di pasaran, tapi yang terbaik ialah mendatangi dokter dan meminta pendapatnya jika hal ini adalah pertama kalinya yang Anda alami.

3. Kekeringan vagina

Anda mungkin berpikir bahwa hal ini hanya masalah yang dimiliki oleh para wanita pasca-menopause, tapi Anda salah. Kondisi ini bisa terjadi pada banyak wanita muda akibat penggunaan pil KB yang rendah estrogen, sehingga membuat seks terasa tidak nyaman bahkan menyakitkan.

“Estrogen adalah pelembab. Jadi jika pil KB Anda rendah estrogen, maka kelembaban vagina juga akan rendah. Tapi hal ini mudah dibenahi, kami (dokter), bisa memberikan Anda estrogen topikal atau memberikan pil KB yang estrogennya lebih tinggi,” ujarnya.

Jadi jika Anda mengalaminya, lebih baik segera kunjungi dokter untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Penis pasangan terlalu besar

4. Penis pasangan terlalu besar

Nyeri pada vagina Anda juga bisa diakibatkan oleh penis pasangan Anda. “Apakah nyeri tersebut ada di dalam vagina Anda atau nyeri tersebut terjadi saat berhubungan seks? Karena pria dengan penis yang lebih besar, bisa menyulitkan ketika seks. Mungkin sudah saatnya mencoba posisi lain agar Anda lebih nyaman,” sarannya.

5. Endometriosis atau penyakit radang panggul

Jika Anda mengalami rasa nyeri di vagina saat penetrasi dan saat menstruasi, gejala tersebut bisa menunjuk ke arah endometriosis (ketika jaringan yang melapisi rahim tumbuh di tempat lain), atau penyakit radang panggul (infeksi pada organ reproduksi wanita).

“Untuk kedua kondisi ini, pasien mungkin mengatakan ada rasa nyeri di vaginanya, lalu ketika saya memeriksanya, saya akan menekan tangan saya pada ovariumnya, disitulah mereka akan mengatakan rasa nyerinya. Gejala lain dari kondisi ini ialah pendarahan,” ujar Minkin.

6. Vulvodynia

“Sekitar sembilan persen wanita akan mengalami rasa nyeri jenis ini dalam hidupnya, yang terasa saat penetrasi atau bahkan ketika memasukkan tampon,” kata Minkin.

Kondisi ini adalah rasa sakit kronis yang terasa di daerah vulva (sekitar pembukaan vagina), tanpa penyebab yang jelas. Sehingga Minkin menyarankan segera kunjungi dokter jika Anda merasakan nyeri di vagina.

“Jika semuanya baik-baik saja, nyeri mungkin akan hilang dalam satu atau dua hari. Namun jika berlangsung lebih lama dari itu, kunjungi dokter Anda,” ungkap Minkin.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya