Liputan6.com, Jakarta Rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, untuk menghapus Ujian Nasional (UN) pada 2017 mendatang, mungkin akan terdengar menyenangkan bagi siswa-siswi SD hingga SMA.
Apalagi selama ini Ujian Nasional (UN) dianggap hal menyeramkan bagi semua anak. Bahkan tak sedikit dari mereka berpendapat, bertahun-tahun mengemban pendidikan, tapi kelulusannya hanya ditentukan dalam ujian yang berlangsung dalam hitungan hari.
Lalu apa efek bagi anak jika UN resmi dihapus?
Advertisement
Koordinator Bidang Advokasi Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), A. Nailul Faruq, mengatakan ada dua efek bagi anak dari penghapusan UN.
"Pertama, anak semakin enggak mengetahui potensinya nanti, karena selama ini mereka hanya mengetahui standar potensinya itu dari UN," ungkap Nailul saat dihubungi Health-Liputan6.com, Jumat (25/11/2016).
Namun, ada efek yang tergolong baik jika UN resmi dihapus, tak lain tak bukan, dapat mengurangi beban psikologis anak.
"Selama ini kan (UN) dianggap program pemerintah yang seakan mengancam anak. Bahkan kita melihat banyak anak stres gara-gara UN, banyak anak stres gara-gara tidak lulus," ujarnya.
Besar harapan Nailul agar pemerintah dapat memberikan keputusan yang bijak jika UN resmi dihapus. Menurut dia, pemerintah harus mengganti UN dengan metode lain.
"Mungkin seumpamanya UN tetap ada, tapi bukan menjadi kerangka acuan standar kompetensi siswa, tapi diganti pada tugas harian atau mungkin pembelajaran yang lain agar siswa ini tetap bisa menunjukkan potensinya," Nailul menambahkan.
Â