Liputan6.com, Jakarta Jika Anda mengalami rasa gugup atau kegembiraan yang berlebih saat berbincang atau menghabiskan banyak waktu dengan seseorang, ada kemungkinan Anda sedang jatuh cinta dengannya. Kabar baiknya, bila dia juga memendam rasa yang sama, Anda berdua saling jatuh cinta.
Baca Juga
Advertisement
Perasaan jatuh cinta tersebut muncul akibat adanya pelepasan dopamin. Dopamin adalah zat kimia pada otak yang dilepaskan saat Anda sedang jatuh cinta. Hal ini memberikan Anda perasaan bahagia.
Saat Anda sedang jatuh cinta, bagian otak yang bertanggung jawab atas keputusan dan pertimbangan terhadap suatu hal berhenti bekerja, sesuai laporan pemindaian (scan) Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Kondisi ini membuktikan, mengapa orang yang sedang jatuh cinta sering dituduh kehilangan akal juga tidak berpikir praktis dan realistis, ditulis dari The Health Site, Jumat (26/5/2017).
Dari hasil pemindaian MRI, dopamin tidak hanya membuat Anda bahagia, tapi juga sedih.
Lonjakan dopamin selama jatuh cinta membuat kadar serotonin (hormon memperbaiki suasana hati) dalam tubuh menurun. Serotonin berperan mengatur mood dan nafsu makan.
Penurunan serotonin dapat membuat Anda merasa cemas dan gelisah.
Para ilmuwan menemukan, penurunan kadar serotonin saat sedang jatuh cinta serupa dengan orang-orang yang menderita gangguan obsesif kompulsif-- gangguan yang ditandai dengan pikiran negatif, yang membuat seseorang gelisah.