Mengapa Kita Tidak Merasa Geli Saat Menggelitik Diri Sendiri? Ternyata Ini Alasannya

Temukan alasan di balik fenomena unik ini dan bagaimana otak kita memprediksi sensasi sentuhan.

oleh Fadila Adelin Diperbarui 14 Mar 2025, 08:06 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2025, 08:06 WIB
ilustrasi menggelitik (credit: pexels/kaboompics)
ilustrasi menggelitik (credit: pexels/kaboompics)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kita semua pernah merasakan geli ketika seseorang menggelitik kita, tetapi apa yang terjadi saat kita mencoba menggelitik diri sendiri? Menggelitik diri sendiri sepertinya tidak memberikan efek yang sama. Kenapa ya? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi alasan di balik fenomena ini dan bagaimana otak kita berperan dalam merespons sensasi tersebut.

Ketika kita menggelitik diri sendiri, reaksi yang diharapkan yaitu tawa dan geli tidak muncul. Sebaliknya, kita cenderung merasa biasa saja. Hal ini menimbulkan pertanyaan menarik: Mengapa otak kita dapat membedakan antara sentuhan yang kita lakukan sendiri dan sentuhan dari orang lain? Mari kita selami lebih dalam untuk memahami mekanisme yang ada di balik fenomena ini.

Dengan memahami bagaimana otak kita bekerja saat kita menggelitik diri sendiri, kita dapat lebih menghargai kompleksitas sistem saraf manusia. Ternyata, kemampuan otak untuk memprediksi sensasi yang akan diterima adalah kunci utama mengapa kita tidak merasa geli saat menggelitik diri sendiri. Berikut Liputan6.com ulas dilansir dari Livescience.com, Jumat (14/03/2025). 

Alasan Ilmiah Mengapa Tidak Geli Saat Menggelitik Diri Sendiri

Ketika kita menggelitik diri sendiri, otak kita berfungsi dengan cara yang sangat cerdas. Korteks motorik primer, bagian otak yang bertanggung jawab untuk memulai gerakan, mengirimkan sinyal ke bagian tubuh yang akan digerakkan. Namun, yang menarik adalah otak juga mengirimkan 'salinan eferen' ke area lain, termasuk korteks somatosensori dan serebelum.

Korteks somatosensori adalah bagian otak yang memproses sensasi sentuhan, sedangkan serebelum berfungsi untuk mengontrol gerakan dan koordinasi. Ketika kita menggelitik diri sendiri, serebelum mendeteksi gerakan yang kita lakukan, sehingga otak sudah 'mengetahui' apa yang akan terjadi. Hal ini membuat otak dapat mengantisipasi sensasi yang akan diterima dan 'membatalkan' respons geli yang biasanya muncul.

Berbeda halnya ketika orang lain menggelitik kita. Dalam situasi ini, otak tidak dapat memprediksi sentuhan yang akan datang, sehingga respons geli muncul sebagai reaksi terhadap sentuhan yang tidak terduga. Kejutan dan ketidakpastian inilah yang memicu respons geli dan tawa.

Merasa Geli Saat Menggelitik Diri Sendiri Bisa Jadi Tanda Skizofrenia

Menariknya, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa individu dengan skizofrenia mungkin merasakan geli saat menggelitik diri sendiri. Ini bisa jadi karena mereka mengalami kesulitan dalam memproses informasi sensorik dan memprediksi respons terhadap sentuhan mereka sendiri.

Orang dengan skizofrenia sering kali mengalami gejala seperti halusinasi dan delusi, yang dapat mempengaruhi cara mereka merasakan dan menanggapi rangsangan. Dalam hal ini, kemampuan untuk memprediksi sensasi yang akan diterima menjadi terganggu, sehingga mereka dapat merasakan geli meskipun itu adalah sentuhan yang mereka lakukan sendiri.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan ini secara lebih mendalam. Namun, hal ini menunjukkan betapa kompleksnya interaksi antara otak, sensasi, dan kondisi kesehatan mental.

Respons Geli Tak Hanya Berkaitan dengan Sentuhan

Selain alasan ilmiah di balik menggelitik diri sendiri, ada beberapa hal menarik lainnya yang patut dicatat. Misalnya, respons geli bukan hanya berkaitan dengan sentuhan, tetapi juga dengan emosi dan konteks sosial. Tawa yang muncul saat kita digelitik oleh orang lain juga merupakan bentuk interaksi sosial yang dapat memperkuat ikatan antara individu.

Selain itu, ada juga beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi sensasi geli, seperti bermain dengan teman atau mencoba berbagai jenis sentuhan. Hal ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga dapat membantu kita lebih memahami bagaimana tubuh kita bereaksi terhadap rangsangan.

Dengan memahami fenomena ini, kita dapat lebih menghargai keunikan pengalaman manusia dan bagaimana otak kita bekerja dengan cara yang menakjubkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya