Bahaya Kebutaan Meningkat di Kalangan Diabetesi

Retinopati diabetik, atau kebutaan akibat komplikasi diabetes, akan terus meningkat jumlah penderitanya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 14 Jun 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2017, 13:30 WIB
Diabetes dan retinopati diabetik
Penderita diabetes alami retinopati diabetik meningkat.

Liputan6.com, Jakarta Retinopati diabetik adalah salah satu komplikasi penyakit diabetes yang berujung kebutaan. Gula darah yang tidak terkontrol menyebabkan pembuluh darah mengalami kebocoran. Kebocoran yang terus-menerus pada pembuluh darah di retina mata menyebabkan retinopati diabetik atau kebutaan akibat diabetes.

Di Indonesia, retinopati diabetik menyerang 8,8 juta orang, menurut data dari Diabetes Atlas tahun 2015. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat. Pada tahun 2030, diperkirakan jumlah penderita diabetes (diabetesi) yang mengalami retinopati diabetik sebanyak 21,3 juta.

Bagi penderita diabetes, gejala retinopati diabetik perlu diketahui. Misal, penglihatan menjadi semakin buram, berbayang, atau semacam ada titik-titik hitam saat melihat.

"Dari kasus yang ada, saya sering berhadapan dengan pasien yang mengeluhkan matanya buram. Setelah saya cek, ternyata pembuluh darah pada retina mata ada yang bocor. Saya langsung tahu, kalau pasien ini punya riwayat diabetes," kata Dokter Spesialis Mata, dr Referano Agustiawan saat memberikan penjelasan pada acara JEC Diabetes Education and Care di Restoran Aroma Sedap, Jakarta pada Selasa (13/6/2017).

Dokter Referano menambahkan, meningkatnya jumlah penderita diabetes yang mengalami retinopati diabetik disebabkan kurangnya kesadaran pasien diabetes untuk memeriksakan matanya.

Padahal, semakin lama orang tersebut menderita diabetes, maka berisiko besar terkena retinopati diabetik.

"Sebaiknya, kalau pasien sudah terdiagnosis diabetes sejak awal. Dia harus cepat memeriksakan mata. Jadi, retinopati diabetik bisa dicegah lebih dini," tambahnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya