Ini Negara dengan Penduduk Paling Bahagia di Dunia

Kebahagiaan merupakan salah satu indikasi yang penting bagi kesehatan dan keseimbangan hidup.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jul 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2017, 06:30 WIB
10 Negara Paling Bahagia yang Patut Dikunjungi
Setiap tahunnya, World Happiness Report menganalisa data yang menghasilkan peringkat kota paling bahagia didunia.

Liputan6.com, Jakarta Kebahagiaan merupakan salah satu indikasi yang penting bagi kesehatan dan keseimbangan hidup. Kebahagiaan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya budaya dan kondisi keamanan suatu negara.

Dilansir dari Fox News, Kamis (6/7/2017), untuk mengetahui tingkat kebahagiaan suatu negara, Pollsters melakukan survei kepada 150.000 orang yang tersebar di 142 negara untuk mengukur tingkat emosional secara positif dan negatif.

Hasil survei dari Gallup Global Emotions Report, melaporkan, tingkat emosional secara positif relatif konstan selama 10 tahun, tapi secara negatif perlahan merayap dan mencapai titik tertinggi sepanjang tahun 2016.

Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa negara paling bahagia di dunia adalah Paraguay, yang menempati posisi pertama selama dua tahun berturut-turut. Sedangkan negara dengan tingkat kebahagiaan terendah adalah Yaman.

Untuk mengetahui pengalaman positif mereka, diajukan pertanyaan seperti apakah mereka beristirahat dengan baik, dihormati, dan menikmati hidup mereka. Sedangkan untuk pengalaman negatif, para responden ditanya mengenai rasa sakit fisik, khawatir, sedih stres, dan marah. Gallup menggunakan hasil tersebut untuk merumuskan skor indeks masing-masing negara.

Hasilnya, sebanyak 70 persen orang di seluruh dunia melaporkan bahwa mereka tersenyum atau banyak tertawa dan juga merasakan kenikmatan serta beristirahat dengan baik.

Amerika Latin dan Amerika Selatan memiliki banyak negara paling bahagia di dunia, rahasianya adalah karena kecenderungan budaya di kawasan ini berfokus pada kehidupan yang positif. Sedangkan negara dengan tingkat stres tertinggi adalah Yunani, hal ini mungkin disebabkan oleh tingginya tingkat pengangguran di sana.

(Umi Septia).

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya