Permintaan Bocah yang Terjebak Puing Sebelum Tewas

Seorang bocah perempuan sempat bernyanyi dan meminta permen sebelum tewas akibat terjebak di puing abu vulkanik.

oleh Umi Septia diperbarui 28 Sep 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2017, 17:00 WIB
Bocah tewas terjebak puing
Bocah tewas terjebak puing. (Sumber: Boldsky)

Liputan6.com, Jakarta Bocah perempuan berusia 12 tahun akhirnya tewas setelah bertahan selama 60 jam di antara puing vulkanik. Bocah tersebut sempat bernyanyi dan meminta permen saat tim penyelamat mencoba menyelamatkannya meskipun sadar dia tidak akan tertolong.

Mengutip laman Boldsky, Kamis (28/9/2017), seorang gadis ditemukan tengah terjebak bersama bibinya di puing vulkanik. Sayangnya, sang bibi telah tewas dan terjebak di beton tersebut. Hal yang lebih menyedihkan, kaki bocah tersebut dipegang dengan kuat oleh bibinya.

Melihat kondisi tersebut, sulit rasanya untuk menyelamatkan bocah tersebut dalam kedaaan hidup. Meski begitu, tim penyelamat berusaha keras untuk mengeluarkannya.

Berwajah tenang

Meski sangat menderita, anak tersebut terlihat sangat tenang saat tim penyelamat mencoba segala cara untuk menyingkirkannya dari puing-puing dengan kondisi satu kakinya tersangkut.

Bocah tersebut mengungkapkan kejadian tersebut bermula saat abu gunung berapi menyerang rumahnya. Saat itu, orangtua, saudara laki-laki, dan bibinya berada di rumah. Sebenarnya, dia berhasil menyelamatkan diri, tapi dia baru menyadari bibinya menahan kakinya, kemudian sebuah beton menimpa dia dan bibinya.

Sempat bernyanyi

Penyelamatan dimulai saat tim penyelamat melihat tangan anak tersebut. Saat melihat tanda keberadaan bocah tersebut, penyelamat langsung bekerja dan berusaha membebaskan bagian atas tubuh anak tersebut dari puing-puing. Mereka mencoba menarik anak itu keluar, tapi upaya tersebut akan mematahkan kakinya.

Sementara itu, bocah tersebut bertahan selama 60 jam. Meski sempat menangis, dia memiliki semangat yang besar bahkan sempat bernyanyi dan berdoa.

Saksikan juga video menarik berikut:

 


Minta permen

Pada kesempatan tertentu, bocah tersebut meminta diberikan permen dan minuman soda. Selain itu, dia juga tidak memaksakan tim penyelamat untuk menyelamatkannya tanpa henti karena dia menyuruh tim penyelamat untuk sesekali beristirahat.

Pada hari terakhirnya, bocah tersebut mulai berhalusinasi dan mengatakan dia akan terlambat sekolah. Tim penyelamat mengungkap wajah anak tersebut membengkak, tangannya menjadi putih dan matanya merah.

Setelah 60 jam, akhirnya anak tersebut menyerah dan mengembuskan napas terakhirnya. Setelah berhasil diangkat, ditemukan bahwa dia meninggal akibat hipotermia saat terjebak dalam puing.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya