Jangan Dibuang, Sampah Makanan Ini Ternyata Kaya Gizi

Beberapa bahan makanan yang sering dibuang, seperti kulit pisang dan bonggol nanas, ternyata kaya akan zat gizi mikro.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 01 Nov 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2017, 18:00 WIB
Inilah Manfaat Nanas untuk Kesehatan Anda
Beberapa bahan makanan yang sering dibuang, seperti kulit pisang dan bonggol nanas, ternyata kaya akan zat gizi mikro.

Liputan6.com, Jakarta Bonggol nanas, kulit nanas, kulit manggis, dan kulit pisang ternyata kaya zat gizi mikro (mikronutrien). Kandungan gizi akan terlihat sesudah bahan-bahan tersebut diproses dengan bantuan teknologi.

Bahan yang sebagian besar dibuang tersebut ternyata kaya vitamin juga fitonutrien--zat yang digunakan melawan radikal bebas, menurut pernyataan Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Maura Linda Sitanggang dalam acara "Eat Asia-Pacific Food Forum" di Shangri-La Hotel Jakarta.

"Bahkan mikronutrien bonggol dan kulit nanas lebih tinggi daripada daging buahnya," kata Linda, ditulis Rabu (1/11/2017).

Rantai mikronutrien, yakni tubuh membutuhkan vitamin dan mineral, seperti asam folat, vitamin A, B, dan kalsium. Untuk itu, diperlukan inovasi teknologi untuk mengolahnya.

Jika pengolahan tidak tepat, maka berakibat bahan itu bisa rusak. Rasa enak yang ingin terwujud bisa gagal, rasa makanan bisa jadi aneh.

Saksikan juga video menarik berikut:

 

Kandungan antioksidan

Menguliti Manfaat Kulit Pisang untuk Kesehatan
Menguliti Manfaat Kulit Pisang untuk Kesehatan

Adapun bonggol nanas juga menghasilkan zat antioksidan, yang bisa menangkal radikal bebas. Kandungan antioksidan temasuk paling banyak.

Tak hanya bonggol nanas, kulit nanas, kulit manggis, dan kulit pisang, kulit melinjo yang keras dan biji pepaya juga mengandung mikronutrien yang tinggi.

Namun, pengolahan bahan memerlukan teknologi yang tepat. Saat ini, Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan Institut Teknologi Bandung mulai bekerja sama dengan industri juga.

"Yang pasti harus ada industrinya, kan akan ada pemasok bahan-bahan yang diperlukan," lanjut Linda.

Penelitian jangka panjang masih perlu diterapkan terkait keamanan bahan. Apakah bahan makanan mengandung racun atau tidak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya