Cara Move On dari Mantan Pacar Anak Petinggi Negeri

Mau mantan kita adalah anak Presiden seperti Kahiyang Ayu maupun tidak, proses move on itu sama-sama saja.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 08 Nov 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2017, 15:30 WIB
Pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution. (Liputan6.com)
Pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Proses move on dari mantan pacar seorang anak presiden maupun kalangan biasa sama saja. Selama kita dan dia putus secara baik-baik tanpa ada masalah, tentu kita tidak akan sewot jika ada yang bertanya soal mantan, atau saat kita bertemu dengan mantan di hari bahagia dia.

"Semua tergantung dari diri kita sendiri. Kalau kita sudah move on, kita tidak akan terpengaruh lagi apabila terpapar hal-hal berbau mantan," kata Psikolog Klinis Dewasa PION, Rena Masri saat dihubungi Health Liputan6.com pada Selasa, 7 November 2017.

Hanya saja terkadang, kita mendadak seperti dilempar ke masa lalu jika melihat mantan menikah. Apalagi punya seorang mantan anak presiden seperti Kahiyang Ayu, yang prosesi pernikahannya saja disiarkan secara langsung di seluruh teve nasional. Itu wajar dan tentu saja tidak menjadi persoalan untuk kita yang sudah move on dan menerima keadaan yang sebenarnya.

"Kecuali, kalau dari kita yang masih belum bisa menerima. Kita masih belum move on, masih ada rasa, dan menyesali keputusan yang dulu kita ambil. Pas melihat di teve, berasa menyesal, muncul rasa cemburu, sedih, atau marah. Semua itu ada kalau kita belum selesai dengan perasaan kita sendiri," ujar dia menambahkan.

 

Move On itu Gampang, Asal...

Proses move on sebenarnya mudah. Tergantung dari permasalahan yang membuat kedua belah pihak memilih menyudahi hubungan tersebut. Masalah agama, misalkan. Ketika kita dan mantan menyadari bahwa percuma melanjutkan sebuah hubungan karena perbedaan agama, kemudian memilih berteman saja, move on akan gampang.

"Selama tidak ada masalah, refreshing adalah proses move on yang mudah. Mungkin waktu pacaran jalannya selalu sama dia, sekarang kita bisa perluas pergaulan atau jalan dengan keluarga. Bisa juga dengan melakukan hobi kita," kata Rena.

Kecuali, kalau putusnya karena selingkuh. Menurut Rena, kondisi semacam itu lumayan susah, karena ada hati yang tersakiti. Kalau memang hati terasa berat untuk ikhlas dan mau menangis, segera lakukan dan jangan dipendam. Memendam perasaan hanya menambah beban di hati saja.

"Putus bisa kita jadikan momen untuk instropeksi diri. Kenapa dia bisa selingkuh ya? Dengan kita mentelaah permasalahan pada saat pacaran dulu, membuat kita bisa berpikir jernih. Kemudian, berpikir positif bahwa ternyata dia memang tidak pantas untuk kita. Biar lega," kata Rena menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya