Desa Perbatasan Kalbar-Malaysia Ini Akhirnya Bisa Diakses

Apa itu program kampung KB yang dimotori BKKBN? Apa pula keuntungan dari desa-desa yang terpilih untuk menjalankan program ini?

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 14 Des 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 14 Des 2017, 15:00 WIB
Program Kampung KB
Salah satu desa yang mendapatkan program KB dari BKKBN adalah Desa Riam Tapang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Liputan6.com, Jakarta Perubahan ke arah yang lebih baik mulai dirasakan penduduk Desa Riam Tapang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, semenjak menjalankan program Kampung KB yang dimotori Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Kepala Desa Riam Tapang, Petrus Melaban, mengungkapkan, perubahan paling mencolok yang ia dan penduduk rasakan adalah infrastrukturnya.

Dulu, Desa Riam Tapang yang berada di daerah wilayah perbatasan dengan Serawak, Malaysia Timur, ini amat sulit dijangkau. Desa ini juga berjarak sangat jauh dari Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat, yaitu 572 kilometer. Bahkan, untuk menuju Desa Riam Tapang dari ibu kota kabupaten saja bisa memakan waktu sampai enam jam melalui jalur darat dan air.

Dampak dari sulitnya akses ini menyebabkan desa ini jadi tertinggal dan terisolasi. Namun sekarang, beberapa jalan dibuat guna membuka akses menuju desa yang dihuni oleh 769 jiwa (laki-laki sebanyak 389 jiwa dan perempuan 380 jiwa).

"Selain itu, kawasan kami yang semula kumuh, kini (semenjak menjalankan program Kampung KB dari BKKBN) menjadi bersih karena berbagai bantuan serta kesadaran masyarakat. Kini, sudah tidak ada lagi hewan liar yang berkeliaran di kampung," kata Petrus Melaban seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 14 Desember 2017.

Dampak Setelah Jalani Program Kampung KB dari BKKBN

Program Kampung KB
Akses Menuju Desa Riam Tapang Semakin Mudah Sejak Menjalankan Program KB dari BKKBN

Akses yang begitu mudah, terutama jalan darat, memudahkan penduduk Desa Riam Tapang membawa hasil pencaharian mereka berupa hewan hasil ternak sendiri untuk dijual, karena sekarang daerah itu sudah bisa dilalui mobil truk.

Melalui program kampung KB pula kesadaran akan penggunaan alat kontrasepsi semakin baik. Kesadaran masyarakat dalam melakukan KB, misalkan. Dari 170 orang Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Riam Tapang, 46 orang memilih menggunakan pil, 66 orang melakukan suntik, 24 orang diketahui beralih ke impan, dan sisa 34 orang menggunakan alat kontrasepsi yang lain.

"Kesadaran itu sudah muncul. Masyarakat tidak perlu lagi dipaksa untuk melakukan hal tersebut, tapi mereka sendiri yang datang ke balai kesehatan untuk melakukan KB," kata dia.

Program Kampung KB juga Berguna untuk Para Remaja

Program Kampung KB
Kawasan yang Bersih, Penduduknya yang Mulai Sadar Akan Kegunaan Alat Kontrasepsi, dan Para Remaja yang Bisa Berkonsultasi Merupakan Segelintir Keuntungan yang Penduduk Dapat Setelah Menjalankan Program Kampung KB yang Dimotori BKKBN

Menurut Petrus, program kampung KB ini juga memperhatikan aspek edukasi untuk para remajanya. Sudah ada layanan untuk konsultasi remaja dalam bentuk Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja).

Pusat layanan konseling ini didirikan untuk membantu remaja menjalani masa mudanya dengan menghindari kerawanan serta menurunkan jumlah pernikahan usia dini.

“Para remaja sekolah menengah diberikan juga berbagai penyuluhan dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja) untuk pengembangan diri dan pemecahan berbagai masalah yang cenderung terjadi di kalangan remaja,” kata Petrus.

 

Apa Sebenarnya Program Kampung KB yang Dimotori BKKBN Itu?

Program Kampung KB
Apa Sebenarnya Program Kampung KB yang Dimotori BKKBN itu?

Program Kampung KB yang dimotori BKKBN merupakan strategi untuk menyasar daerah yang memiliki kerentanan. Kriteria wilayah yang bisa dijadikan kampung KB adalah wilayah daerah kumuh, daerah perbatasan, kampung pesisir atau nelayan, berada di daerah aliran sungai, daerah bataran kereta api, dan kawasan miskin perkotaan.

“Terdapat kriteria wilayah tertentu yang menjadi sasaran program Kampung KB, salah satunya adalah tingginya jumlah warga pra-sejahtera dan rendahnya akseptor KB di daerah tersebut,” ujar H. Nofrijal S.P.,M.A, Sekretaris Utama BKKBN.

Lebih lanjut Nofrijal menjelaskan, untuk beberapa daerah dalam kategori kriteria khusus membutuhkan intervensi berbagai pihak. Guna melaksanakan hal tersebut, BKKBN juga didukung oleh lembaga negara lainnya serta BUMN.

“Melalui program kampung KB kami ingin mendorong program kerja sama lintas sektoral,” kata Nofrijal.

“Dengan bekal tersebut, BKKBN hingga hari ini sudah berhasil mencapai 6.000 kampung KB dari target 7.160 Kampung KB yang akan diselesaikan pada akhir tahun ini,” kata dia menekankan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya