Isap 1 Batang Rokok Sehari, Risiko Sakit Jantung Meroket

Tak perlu banyak-banyak, hanya mengisap satu batang rokok per hari risiko kena penyakit jantung dan stroke langsung naik.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 29 Jan 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2018, 19:00 WIB
Harga Rokok Akan Menjadi 50 Ribu Perbungkus, Masih Mau Ngerokok?
Ilustrasi rokok. (via: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Mengisap rokok terkait dengan meningkatnya risiko seseorang kena penyakit jantung. Dan, rupanya tak butuh banyak batang rokok yang diisap untuk bisa meningkatkan risiko seseorang kena penyakit jantung.

Dalam studi yang dipublikasikan The BMJ, mengisap satu batang rokok per hari risiko terkena penyakit jantung dan stroke langsung meningkat. Bagi pria, merokok satu batang tembakau per hari, risiko terkena penyakit jantung 48 persen lebih tinggi dibanding yang tidak merokok.

Lalu, mereka yang merokok 20 batang per hari risiko terkena penyakit jantung dua kali lebih tinggi seperti mengutip Women's Health, Senin (29/1/2018).

Dalam studi ini, terungkap efek merokok lebih buruk pada wanita. Bila dalam sehari wanita mengisap satu batang rokok, risiko terkena penyakit jantung menjadi 57 persen. Sementara itu, jika 20 batang rokok per hari risiko terkena jantung menjadi 2,8 kali lebih tinggi.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

Tidak ada level aman mengisap rokok

Berhenti Merokok
Ilustrasi Foto Stop atau Berhenti Merokok (iStockphoto)

Melihat hasil studi ini, peneliti mengatakan memang baik bagi perokok berat untuk mengurangi jumlah batang rokok per hari. Namun, akan lebih baik lagi bila sama sekali tidak merokok.

"Merokok hanya satu batang sehari sudah membuat Anda berisiko kena penyakit jantung koroner dan stroke. Apalagi yang 20 batang per hari," kata peneliti di bagian akhir laporan studi.

"Jadi, tidak ada tingkat merokok aman bila ingin terhindar dari penyakit jantung," tekan peneliti lagi.

Bagi Anda yang ingin berhenti merokok, tentu niat adalah yang utama. Bila merasa kesulitan, ada beberapa teknik yang bisa dipelajari. Tak ada salahnya juga berkonsultasi dengan dokter di klinik berhenti merokok yang sudah ada di beberapa rumah sakit di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya