Liputan6.com, Jakarta Sebelum tutup usia pada Sabtu (2/10/2018), Advent Bangun mengungkapkan bagaimana transformasinya dari seorang pendekar menjadi pendeta. Dari yang dulunya diidolakan banyak orang, belakangan dia lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
Dari sebuah tayangan pada 2008 yang diunggah akun Faith Hope Love melalui sebuah situs berbagi video, Advent Bangun sedang membagi pengalaman religiusnya di International Full Gospel Fellowship (IFGF) Harrisburg.
Baca Juga
"Dulu saya pendekar, sekarang pendeta," kata Advent dalam video tersebut diikuti dengan tepuk tangan jemaat.
Advertisement
Menurutnya, apabila dulu dia bertumpang kaki sekarang dia bertumpang tangan.
"Saya sebenarnya adalah salah satu sosok yang sangat susah bertobat," ungkapnya.
Hal ini karena dia memiliki 5 saudara laki-laki dan 3 saudara perempuan.
Dari kehidupannya yang keras, Advent mengaku ingin belajar bela diri. Namun, hal inilah yang membuatnya terpilih menjadi salah satu karateka untuk bertanding di Tokyo pada tahun 1972.
Simak juga video menarik berikut :
Menangis setelah dengar ayat Alkitab
Menurut Advent, sebelum bertobat, dia sering berteriak-teriak ketika berkelahi maupun marah. Salah satu yang ingin dirinya bertobat adalah istrinya.
"(Dia) menangis, meratap, melolong, berpuasa dan merasa doanya cuma empat," kata Advent.
Istrinya ingin agar dirinya menjadi suami yang baik, meninggalkan film, karate, dan juga dunia dangdut.
Salah satu pengalaman yang membuat dia memutuskan untuk bertobat adalah ketika dia mendengar dua ayat Alkitab.
"Itu membuat saya menangis, saya pergi ke panitia. Ketahuan nanti juara karate nangis," ungkapnya dalam video tersebut disusul dengan tawa jemaat.
Advertisement