Liputan6.com, Jakarta Saat barbershop kelas premium kian menjamur, ketika salon berpendingin udara dan berinterior kekinian mematok tarif mahal, sekumpulan tukang cukur cantik justru melawan arus. Mereka membuat layanan non-profit bernama Pangling atau Pangkas Keliling.
Sesuai namanya, para tukang cukur cantik asal Bandung ini tidak ngepos di suatu tempat. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain, terutama di taman-taman hijau yang ramai dikunjungi masyarakat. Kapster-kapster Pangling memberikan layanan cukur terbaik dengan bayaran seikhlasnya. Sebagian besar konsumennya adalah pria dari berbagai lapisan usia dan strata sosial.
Baca Juga
Apakah selama ini mereka tidak pernah digoda oleh para konsumennya? Bagaimana kiat para tukang cukur berwajah kinclong ini menghadapi cowok-cowok yang berusaha modus menggodanya?
Advertisement
Oh iya, sebelum mereka menjawab, alangkah serunya mengenal satu per satu kapster cantik ini. Anggota Pangling saat ini ada 10 orang. Mereka adalah Atta Basuki, Mery Apryani, Putri Gantira, Karmila Jane, Deviana Aulira, Desty Elix Trisyera, Windy Yuliani, Yudiett, Anggia, dan Raisha Hillary.
"Soalnya kalo di Pangling, satu sama lain saling mengingatkan. Saat kami bertugas memangkas rambut, aku juga sering memerhatikan situasi di sekitar. Overall, sampai hari ini belum ada personel yang pernah digodain secara verbal maupun non-verbal," jelas Raisha, pendiri Pangling,
"Alhamdulillah, konsumen pada menghormati dan appreciate dengan apa yang kami kerjakan,"Â tambah Raisha saat dihubungi Health-Liputan6.com ditulis Jumat (23/2/2018).
Â
Simak juga video menarik berikut :
Tips kapster cantik hadapi cowok modus
Selain Raisha, ada komen lain dari Atta soal cowok modus. Ia menganggap kalau hanya menggoda atau bercanda, tidak jadi masalah.
"Kalo aku selama menggodanya masih dalam tahap wajar dan tak berbau SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) mungkin akan diladenin ngobrolnya. Tapi kalo udah mengarah pada pelecahan dan lain lain, aku diam. Terus nyukurnya lebih dipercepat. Setelah selesai, baru aku jutekin," ungkap Atta.
Pendapat lain juga datang dari Aulira. Menurutnya, setiap member harus saling memantau selama mereka bekerja.
"Tipsnya sesama member harus saling memerhatikan ketika lagi nyukur. Soalnya kan suka kedengaran kalau teman di sebelah lagi ngobrol sama yang dicukur. Kalau memang ada yang mengarah ke situ, yang lain bisa ikut mengalihkan obrolan mereka," terang Lira.
Lira menambahkan, sebagai individu ia tidak bisa marah. Cara terbaik menurutnya adalah ikut nimbrung dan mengalihkan.
Advertisement
Berharap bisa keliling ke kota-kota di Indonesia
Sekadar informasi, tukang cukur cantik ini melakukan aksi sosial ini demi untuk meringankan beban mereka yang tidak mampu.
"Khusus yang tidak mampu, gratis. Senyuman dan doa dari yang kita cukur adalah berkah. Buat yang mau memberi kami makanan juga. Besar atau kecil, terserah yang penting ikhlas," jelas Raisha.
Ia menjelaskan Pangling juga punya uang kas yang dikumpulkan dari masing-masing member. Simpanan itu kemudian dikelola untuk melengkapi kebutuhan pangkas rambut yang selama ini dilakukan secara swadaya.
"Sementara ini kami pakai modal dan alat-alat cukur sendiri. Kami juga pelan-pelan menabung untuk membeli mesin cukur portabel (bisa dipindah-pindah)Â yang harganya lumayan mahal. Harapan jangka panjang kami, Pangling bisa memberikan layanan cukur sampai ke kota-kota lain di Indonesia," harap Raisha yang juga aktif bekerja di sebuah radio di Bandung.Â
Â