Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi baru-baru ini menemukan, kerja shift malam dapat meningkatkan kadar gula darah. Ini tentunya bisa menyebabkan diabetes.
Dalam penelitian ini, para periset melihat data lebih dari 270.000 orang di Inggris. Mereka menemukan bahwa orang yang bekerja dengan waktu tidak tetap, atau mendapat shift kerja malam, 44 persen lebih rentan terkena diabetes tipe 2. Yang menjadi perbandingan, adalah mereka yang bekerja hanya di siang hari.
Baca Juga
"Shift malam, mengganggu rutinitas sosial dan biologis. Termasuk tidur. Ini juga meningkatkan risiko gangguan metabolisme, termasuk diabetes tipe 2," kata salah satu penulis dalam penelitian tersebut, Celine Vetter, dikutip dari Webmd pada Sabtu, 24 Februari 2018.
Advertisement
Semakin sering seseorang kerja di malam hari, dengan waktu tidak teratur, makin besar risikonya.
Contohnya, apabila dalam sebulan bekerja di bawah tiga kali waktu malam, akan meningkatkan risiko diabetes sebesar 24 persen. Sementara, kerja lebih dari tiga kali waktu malam dalam sebulan, meningkatkan risiko hingga 36 persen.
Â
Simak juga video menarik berikut ini:Â
Â
Jam yang tetap
Namun menurut pimpinan dari University of Colorado's Circadian and Sleep Epidemiology Laboratory ini, bekerja di waktu malam dengan jam yang pasti tidak terkait dengan meningkatnya risiko diabetes.
Maka, disarankan agar orang-orang yang mendapatkan kerja di malam hari, memiliki waktu yang konsisten. Ini mungkin membuat mereka cenderung terbiasa bangun di malam hari.
Jika memang waktu kerja malam tidak bisa dihindari, risiko kesehatan masih dapat dikurangi. Beberapa caranya adalah makan makanan sehat, memperhatikan berat badan, cukup olahraga dan tidur.
Penelitian ini tidak secara khusus membuktikan hubungan antara kerja dengan waktu yang bergantian dan diabetes tipe 2.
Namun, penelitian lain menemukan antara jadwal kerja dengan penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
Advertisement